REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–Salah satu katering yang menjadi korban penipuan hampir Rp 1 miliar mengungkapkan bahwa pelakunya adalah menantunya sendiri. Pelaku tersebut berinisial E.
Hal tersebut diungkapkan Supodo dari katering Adila. Korban adalah mertua dari pelaku sendiri.
"Masih (jadi menantu ketika kejadian tersebut). Menantu saya selama lima bulan," kata Supodo ketika ditemui awak media, Jumat (19/4/2024).
Supodo menjelaskan bahwa untuk meyakinkan penipuan tersebut, pelaku sempat menunjukkan pesan yang diklaim dari pihak Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo. Ia juga mengaku mendapatkan pinjaman Rp 200 juta untuk modal pembayaran dua katering tersebut.
"Untuk meyakinkan sebelumnya dari pengakuan E mendapat pinjaman Rp 200 juta nanti dalam prakteknya itu Rp 200 juta untuk modal kenyataan tidak dapat," katanya.
"Saya ngertinya karena sering menunjukkan WA dengan lingkungan situ (pengurus masjid Raya sheikh Zayed) entah berkaitan apa, saya gak tahu betul," katanya.
Sementara itu, salah satu kuasa hukum korban, Kalano, mengatakan katering tersebut berasal dari Baki dan Tawangsari Sukoharjo. Ia mendampingi korban untuk pelaporan di Polresta Solo.
"Kami mendampingi para korban melakukan pelaporan tentang penipuan, terkait dengan menu buka puasa yang dikirim ke Masjid Syeikh Zayed. Tapi untuk sementara ini tak ada hubungannya dengan Masjid Syeikh Zayed. Ini para pengusaha katering kena prank oleh oknum yang tidak ada kaitannya dengan Masjid Zayed," katanya.
Kalono mengungkapkan, total kerugiannya mencapai Rp 960 juta dari kedua katering yang mengirim 800 menu buka puasa dan takjil ke Masjid Sheikh Zayed selama 28 hari Ramadhan 2024. Dimana ia mengatakan dua catering tersebut sama sekali belum menerima pembayaran.
"Belum ada sama sekali pembayaran. Selama 28 hari, kerugian sekitar Rp 960 juta dari dua katering itu," katanya.