Jumat 19 Apr 2024 09:13 WIB

Demo di Patung Kuda Dukung MK Bebas Intervensi Memutus PHPU Pilpres

Peserta aksi melakukan aksi teratrikal yang menyimbolkan upaya intervensi pada MK.

Demonstrasi untuk memberikan dukungan pada MK dalam memutus sengketa Pemilu 2024 di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024).
Foto: dok istimewa
Demonstrasi untuk memberikan dukungan pada MK dalam memutus sengketa Pemilu 2024 di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Massa gabungan dari mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi unjuk rasa tolak segala upaya intervensi hasil pemilu dan mendukung Mahkamah Konstitusi (MK) netral di patung kuda, kawasan Monas, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024) siang.

Perwakilan massa aksi yang juga Mahasiswi Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI Jakarta, Dea Rifda Nisrina, mengatakan, aksi hari ini sebagai bentuk dukungan kepada MK agar dalam memutuskan sengketa Pilpres 2024 yang akan dibacakan pada Senin, 22 April mendatang tak ada intervensi.

Baca Juga

"Kami di sini mendukung MK untuk tetap netral dan memastikan bahwa MK bukanlah alat partai," tuturnya dalam keterangan, Kamis.

Dalam unjukrasa tersebut, para peserta melakukan aksi teatrikal dengan menggunakan topeng bergambar wajah Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto tengah membawa rantai yang mengikat leher dua orang pria bertopeng wajah Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra dan Arief Hidayat. Aksi teatrikal ini dilakukan dengan berjalan perlahan memutar di area aksi unjukrasa. 

Orator aksi dari atas mobil komando menjelaskan teratrikal itu menyimbolkan intervensi coba dilakukan Hasto terhadap jalannya sidang sengketa Pilpres 2024 yang tengah digelar di MK. "Rakyat tahu mana yang pantas untuk memimpin. Kami akan mengawal dan terus berkembang lebih banyak. Kita hadir dengan damai," ujar orator dari atas mobil komando.. 

Para pendemo juga membawa sejumlah poster bertuliskan "Intervensi Berkedok Sahabat" dengan gambar Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dan dua hakim MK yang dilengkapi dengan kepala banteng. Massa aksi menyindir sikap Hasto yang membawa surat pengajuan amicus curiae atau sahabat pengadilan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement