Kamis 18 Apr 2024 22:54 WIB

Wamendag AS Kunjungi Indonesia untuk Bahas Isu Atmosfer dan Kelautan

Indonesia-AS akan buat sistem peringatan tsunami, dan observasi iklim.

Wamendag AS perkuat kerja sama bahas isu atmosfer dan kelautan. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Wamendag AS perkuat kerja sama bahas isu atmosfer dan kelautan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perdagangan untuk Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat Dr Richard Spinrad mengatakan pihaknya berkunjung ke Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan sejumlah kementerian dan lembaga guna membahas sejumlah isu atmosfer dan kelautan.

Spinrad di Jakarta, Kamis (18/4/2024), mengatakan pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga

Spindrad, yang juga merupakan Administrator Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS mengatakan, pertemuan pihaknya dengan kementerian dan lembaga tersebut akan menghasilkan kesepakatan ilmiah yang menyeluruh.

"Ada kesepakatan, ada juga kesepakatan ilmiah yang menyeluruh di mana Badan Pembangunan Internasional AS, USAID, adalah pendukung upaya tersebut. Kami memberikan pakar materi subyek ilmiah kepada rekan-rekan kami di USAID," kata Spinrad.

Misalnya dengan KKP, Spinrad akan membahas mengenai penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan dan tidak diatur. Kemudian pihaknya juga bekerja sama dalam bidang sistem peringatan tsunami, dan observasi iklim.

"Kita tidak dapat membuat prediksi iklim dengan baik tanpa observasi global, dan kita tidak bisa melakukan observasi global tanpa kolaborasi antar lembaga secara bilateral. Jadi itulah beberapa contoh dari apa yang sedang kami kerjakan di sini," kata dia.

Selama kunjungannya di Indonesia, Spinrad juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, pejabat di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sera Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement