REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Masyarakat di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, dilaporkan mulai terserang penyakit demam, batuk, pilek, pusing, dan hipertensi setelah rentetan gempa bumi terus mengguncang sejak Jumat (23/3/2024). Setidaknya telah terjadi lebih dari 300 kali gempa susulan yang berpusat di wilayah perairan Tuban.
Ketua Pos Komando Tanggap Darurat bidang Kesehatan Pemkab Gresik, dr Rini Suliatyoasih mengungkapkan berbagai kemungkinan yang menjadi penyebab warga mulai terserang penyakit. Penyebab utamanya bisa jadi karena warga memilih tidur di luar rumah dalam beberapa hari terakhir.
"Mungkin itu semuanya dipicu karena tinggal di tenda sementara, kemudian istirahat tidak cukup. Ditambah lagi mungkin tidur mereka kurang lelap, akhirnya memicu tensinya naik, serta masih banyak warga yang trauma," kata Rini, Rabu (27/3/2024).
Rini menjelaskan, dalam dua hari terakhir, tenaga kesehatan memang diterjunkan untuk memberi pelayanan keliling bagi masyarakat terdampak gempa di Pulau Bawean. Ada pelayanan kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, gizi, dan juga kesehatan lingkungan.
"Jadi satu tim kesehatan itu mengkaji dan melayani kebutuhan apa saja masyarakat di sana," ujarnya.
Rini melanjutkan, setelah menemukan masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan, pihaknya langsung memberikan obat untuk mengantisipasi gejala yang lebih berat. "Alhamdulillah meskipun sudah mulai terbatas, tapi obat-obatan masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat," ucapnya.
Selain obat, kata Rini, warga terdampak juga membutuhkan tenda yang lebih layak, sehingga mereka bisa lebih nyaman beristirahat. Ia pun meminta pemerintah bisa mengirimkan dan menyediakan tenda yang lebih layak. "Mereka butuh tenda yang layak pakai, agar bisa lebih nyaman saat tidur," kata dia.