Jumat 22 Mar 2024 19:21 WIB

Pegiat HAM Papua Kecam Video Diduga Personel TNI Siksa Warga

Mabes TNI menerjunkan tim internal menyelidiki kasus penyiksaan warga asli Papua.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Erik Purnama Putra
Prajurit TNI AD bersiaga di Pos Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG Kecamatan Arso, Kabupaten Keerom, Papua.
Foto: Republika/ Prayogi
Prajurit TNI AD bersiaga di Pos Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG Kecamatan Arso, Kabupaten Keerom, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat hak asasi manusia (HAM) Papua mengecam tindakan keji diduga personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang melakukan penyiksaan terhadap seseorang warga asli Papua. Video penyiksaan warga yang dimasukkan ke dalam drum itu viral di berbagai kanal media sosial.

Pegiat HAM Papua, Theo Hasegem mengutuk tindakan tak manusiawi dalam rekaman video yang beredar di masyarakat tersebut. Dia pun mendesak Panglima TNI Jenderal Agus Sudibyo melakukan pengusutan serta menghukum para pelaku yang terlibat.

Baca: Mengenal Figur Mayjen Soenarko dan Letjen Suharto yang Demo di KPU

"Saya sebagai masyarakat Papua, saya meminta agar pihak TNI mengklarifikasi video tersebut, dan menjelaskan. Dan saya berharap agar pihak keluarga (korban penyiksaan) untuk membawa permasalahan ini ke ranah hukum," kata Theo kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Theo menyebut, belum mengetahui siapa warga sipil yang terekam mendapatkan penyiksaan oleh diduga para anggota TNI tersebut. Pun Theo mengaku, belum mengetahui apakah warga Papua dalam video tersebut ada kaitannya dengan kelompok separatisme bersenjata atau warga sipil biasa.

Meski begitu, sambung dia, dari dua rekaman video yang sampai kepadanya menunjukkan bentuk penyiksaan yang tak manusiawi dilakukan orang-orang dengan pakaian militer terhadap warga Papua yang tampak bertelenjang dada.

Dalam video pertama, kata Theo, seorang Papua dengan kondisi telanjang dada dimasukkan ke dalam drum yang berisi air.

Baca: Letjen Eko Margiyono Dimutasi Jabat Wagub Lemhannas

Menurut Theo, orang yang disiksa itu seperti dalam kondisi tangan terikat. Di sekeliling drum berisi air tersebut, sambung dia, sekitar empat orang yang diduga anggota TNI memukuli sampai babak belur wajah laki-laki Papua tersebut.

"Korban Papua tersebut disiksa dengan kepala dan wajahnya dipukuli berkali-kali sampai berdarah-darah. Dan satu anggota TNI lagi terlihat mencambuk, dan menendang ke arah wajah korban Papua tersebut sampai berdarah-darah tidak berdaya," ujar Theo.

Dalam video berdurasi sekitar dua menit tersebut, para anggota TNI yang melakukan penyiksaan melakukan aksinya sambil memaki-maki pria Papua tersebut dengan kata-kata binatang. Di dalam video tersebut, tampak memang seorang anggota TNI yang berusaha untuk menyudahi aksi tersebut.

Baca: Bertemu Dubes Hungaria dan Yordania, Prabowo Ingin Tingkatkan Industri Pertahanan

Tetapi, dalam video kedua yang diterima oleh Theo menampilkan adegan yang lebih mengerikan. Videonya berupa rekaman yang memperlihat pria Papua yang sudah tak berdaya tersebut disayat-sayat bagian punggungnya dengan menggunakan bayonet atau sangkur.

Bahkan dalam video kedua tersebut, pisau militer itu digunakan untuk menusuk-nusuk bagian pundak belakang pria Papua yang sudah terkulai lemas babak belur. Theo menilai, dari rekaman video kedua, air yang berada di dalam drum yang semula tampak biru di video pertama menjadi merah.

Hal tersebut kata Theo menandakan darah yang keluar dari tubuh pria Papua korban penyiksana itu yang tumpah dan bercampur dengan air di dalam drum tersebut. "Itu sebuah bentuk penyiksaan yang sangat keji. Saya minta TNI harus menghukum anggotanya," ucap Theo.

Diduga rekaman video tersebut dilakukan oleh personel militer di Yahukimo, Papua Pegunungan. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal (Mayjen) R Nugraha Gumilar tidak menyangkal rekaman video penganiayaan itu terkait dengan personel TNI. "Benar, diduga dilakukan oleh oknum prajurit TNI," kata Nugraha melalui pesan singkat, Jumat.

Saat ini, tim internal Mabes TNI sedang melakukan pengusutan atas insiden tersebut. "Saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap oknum prajurit tersebut," ucap Nugraha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement