Kamis 21 Mar 2024 23:37 WIB

Lompatan PKB dan Masa Depan Politik NU

PKB disebut mampu terjemahkan politik NU

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (tengah) (lustrasi).
Foto:

Oleh : KH Muhammad Khozin, Pengasuh PP Mahasiswi Al-Khozini Jember dan kader PKB

Tampilnya Gus Muhaimin sebagai peserta Pemilu Presiden (Pilpres) dalam Pemilu 2024 lalu juga menjadi poin penting yang turut serta mengukuhkan kekuatan politik PKB dalam panggung politik nasional. Paling nyata, munculnya fenomena efek ekor jas (coactail effect) yang dipeorleh PKB seiring Gus Muhaimin maju dalam Pilpres 2024 lalu. 

Majunya Gus Muhaimin dalam Pilpres lalu, secara meyakinkan juga menambah ceruk baru pemilih PKB dalam Pemilu 2024 lalu. Pasar baru pemilih PKB berasal dari kelompok demografi di perkotaan, dapat menjadi embrio perluasan pemilih PKB, khususnya di generasi Z (10,3 persen/exit pol Indikator) yang berasal dari perkotaan (9,4 persen/exit pol Indikator). 

Pemilih yang berasal dari fanbase Gus Muhaimin yang dipantik dari model kampanye “Slepet Imin” saat kampanye lalu, dapat dikonversi menjadi kader PKB yang militan di masa mendatang. 

Pascapenyelenggaraan Pemilu 2024, konsolidasi PKB di bawah kepemimpinan Gus Muhaimin senantiasa mutlak dibutuhkan.

Meningkatnya suara PKB di pelbagai tingkatan parlemen makin membuka peluang besar ke depan untuk mengagregasi agenda politik ke-NU-an dalam wujud kebijakan publik baik melalui politik legislasi maupun politik anggaran.

PKB harus semakin kukuh dalam menghadapi tantangan berbangsa dan bernegara di masa-masa mendatang yang makin kompleks, rumit, dan membutuhkan kecermatan dan kematangan dalam melangkah. 

Agenda politik terdekat yakni penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 27 November 2024 mendatang menjadi momen kedua konsoldiasi politik PKB di tahun 2024 inu untuk kembali membuktikan kekuatan politik PKB dalam mengusung dan memperjuangkan agenda perubahan bagi warga di daerah.  

Gus Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB hakikatnya tak sekadar menjadi pimpinan partai, namun dengan penuh kesadaran yang tinggi sedang dan senantiasa membangun peradaban yang lebih baik di masa-masa mendatang. 

Sebagaimana disebut Arnold J. Toynbee (1889 – 1975), civilization is a movement and not a condition, a voyage and not a harbour. Gus Muhaimin dan PKB saat ini hakikatnya sedang membangun peradaban dengan melakukan pergerakan. Karena sejatinya, pergerakan bukanlah pengondisian, bukan pula tempat pelabuhan. Pergerakan ibarat berlayar yang terus menerus tak lekang oleh waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement