Selasa 05 Mar 2024 09:27 WIB

RS Advent: Solihin GP Jalani Perawatan 15 Hari Sebelum Tutup Usia

Solihin GP meninggal dunia pada usia 98 tahun.

Suasana kediaman almarhum Letjen TNI (pur) Solihin GP dipenuhi pelayat yang ingin melayat almarhum, Selasa (5/3/2024). Area rumah almarhum dipenuhi karangan bunga. Sejumlah pejabat hadir seperti PJ Gubernur Jawa Barat dan Atalia Praratya
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Suasana kediaman almarhum Letjen TNI (pur) Solihin GP dipenuhi pelayat yang ingin melayat almarhum, Selasa (5/3/2024). Area rumah almarhum dipenuhi karangan bunga. Sejumlah pejabat hadir seperti PJ Gubernur Jawa Barat dan Atalia Praratya

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pihak Rumah Sakit Advent Bandung mengungkapkan mantan Gubernur Jawa Barat dan tokoh Kodam III Siliwangi Letjen TNI (Purn) Solihin GP menjalani perawatan sekitar 15 hari sebelum tutup usia. Solihin GP meninggal dunia pada usia 98 tahun.

"Betul (beliau meninggal dunia). Beliau dirawat 15 hari sebelum tutup usia. Beliau dirawat di ruang Paviliun," kata Humas RS Advent Charles Tandilangi dalam pesan singkatnya di Bandung, Selasa (6/3/2024).

Baca Juga

Ketika ditanyakan apa penyakit yang diderita sesepuh Jawa Barat ini sehingga harus mendapat perawatan, Charles mengatakan tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh.

"Kami dari pihak RS tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut," ucap Charles.

Solihin GP yang karib disapa Mang Ihin itu meninggal saat dalam perawatan di RS Advent, Kota Bandung, pada Selasa dini hari pukul 03.09 WIB. Rencananya, almarhum akan dibawa ke rumah keluarga besar di Jalan Cisitu Indah, Dago, Bandung pada pukul 07.00-09.00 WIB. Kemudian almarhum akan dibawa ke Mako II Kodam III Siliwangi di Jalan Sumbawa Nomor 22 Bandung sekitar pukul 09.30 hingga 12.30 WIB.

Almarhum rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra sekitar pukul 13.30 WIB.

Solihin GP lahir pada 21 Juli 1926. Ia merupakan mantan perwira TNI yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jabar pada 1970-1975.

Dikutip dari berbagai sumber, ia mengawali karier militernya ketika masa revolusi sebagai komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Kabupaten Bogor, kemudian bergabung dengan Divisi Siliwangi.

Salah satu kiprahnya yang mencuat, yakni ketika ia mengatasi krisis pangan di Indramayu dengan memasyarakatkan padi yang disebut dengan gogo rancah.

Ia juga dikenal sebagai sesepuh Jawa Barat dan Siliwangi, pejuang lingkungan dan pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement