Ahad 03 Mar 2024 13:37 WIB

Media Israel Selalu Kaitkan Indonesia Punya Hubungan Diplomatik dengan Zionis, Ada Apa?

PM Israel Benjamin Netanyahu pernah menyatakan bahwa Indonesia adalah negara penting.

Rep: Dessy Suciati Saputri/Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
PM Israel Benjamin Netanyahu
Foto:

The Jerusalem Post melaporkan Indonesia tidak pernah memiliki hubungan dengan Israel, meski memiliki hubungan terselubung, kontak perdagangan tingkat rendah, dan hubungan antara para pemimpin negara. Namun kabar tersebut telah dibantah oleh Pemerintah RI. 

Israel punya alasan tersendiri mengatapa ingin memiliki hubungan dengan Indonesia. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pernah  menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat penting. Karena itu, mereka berkeinginan untuk meningkatkan hubungan diplomatik dengan Indonesia. 

"Indonesia adalah sangat-sangat penting untuk kami. Negara yang sangat penting," ujarnya dalam konferensi internasional wartawan Kristen, seperti yang dikutip dari The Times of Israel.

"Penduduk Indonesia lebih dari 200 juta orang. Ada Muslim. Ada puluhan juta warga Kristen. Kita ingin melihat mereka ke sini. Kita ingin memiliki hubungan luar biasa dengan mereka."

Sikap Tegas Indonesia 

Selama ini Indonesia menjadi salah satu negara terdepan yang membela Palestina. Berulangkali lobi dan kecaman dilancarkan oleh Jakarta untu mengecam ulah kejam zionis, termasuk serangan ke Gaza yang sudah berlangsung sejak Oktober 2024.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi telah memberikan pernyataan lisan di Mahkamah Internasional (ICJ) tentang status dan konsekuensi hukum pendudukan Israel atas Palestina, Jumat (23/2/2024). Dalam pernyataannya, Retno menyoroti kekejaman yang terus dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina tanpa mempedulikan aturan hukum internasional.

Dalam persidangan di ICJ, Retno tampil menggunakan kain tradisional Palestina, keffiyeh, yang diselendangkan pada lehernya. Keffiyeh diketahui telah menjadi simbol perlawanan Palestina. Dalam pernyataan pembukanya, Retno segera mengangkat krisis di Jalur Gaza. 

“Kita semua telah menyaksikan bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza dan eskalasi yang terjadi di seluruh wilayah tersebut, yang semakin menguatkan seruan global untuk mengatasi akar permasalahannya: pendudukan ilegal Israel di Palestina. Pendudukan Israel yang melanggar hukum serta kekejamannya harus dihentikan, dan hal ini tidak boleh dinormalisasi atau diakui,” kata Retno di hadapan panel hakim ICJ. 

Dia menekankan, Israel tidak memiliki niatan untuk menghormati dan mematuhi kewajiban hukum internasionalnya. “Perdana Menteri (Israel) Benjamin Netanyahu bahkan berkata, saya kutip, ‘Tidak ada seorang pun yang akan menghentikan kami, baik Den Haag (ICJ), maupun pihak lain’,” ujar Retno.

Menurut Menlu, pernyataan Netanyahu tercermin dalam tindakan Israel di Gaza. “Rupanya, kematian hampir 30 ribu jiwa tidaklah cukup bagi Israel, karena negara ini hampir melancarkan serangan lagi terhadap Rafah, yang pernah menjadi satu-satunya pintu gerbang bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa ke Gaza,” ucapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement