REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat harga beras pada Februari 2024 tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Kenaikan harga beras disebabkan oleh inflasi komoditas itu mencapai sebesar 6,54 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Inflasi beras pada Februari 2024 merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir," kata Plt. Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi dalam pernyataan di akun YouTube BPS DKI Jakarta, Sabtu (2/3/3034).
Jika dibandingkan per tahunnya, tingkat inflasi beras pada Februari 2023 sebesar 3,52 persen, sedangkan pada Februari 2022 mengalami deflasi sebesar 0,14 persen. Dwi menjelaskan bahwa pada Februari 2024, DKI Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,45 persen dibandingkan Januari 2024 (m-to-m).
Penyumbang utama inflasi Februari 2024 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,24 persen. Dari kelompok tersebut, komoditas penyumbang utama inflasi adalah beras yang mengalami peningkatan sebesar 6,54 persen, cabai merah 13,75 persen dan angkutan udara sebesar 9,72 persen.
Komoditas beras ini juga menjadi penyumbang utama inflasi tahunan DKI Jakarta yang tercatat sebesar 2,12 persen jika dibandingkan dengan Februari 2023. BPS mencatat kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 6,28 persen dengan porsi terhadap inflasi sebesar 1,18 persen.
Dari kelompok tersebut, beras dan cabai merah mengalami inflasi masing-masing sebesar 16,17 persen dan 50,70 persen. Selain beras dan cabai merah, daging ayam ras mengalami inflasi tahunan sebesar 9,14 persen.
Sementara itu, komoditas lainnya justru mengalami deflasi seperti bawang merah 15,44 persen, televisi berwarna 12,66 persen dan sabun cuci 7,07 persen.