REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Warga di tiga wilayah kabupaten di Sumatra Selatan diimbau mewaspadai angin kencang atau puting beliung seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 24 Februari 2024. Ketiga kabupaten tersebut yakni Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara (Muratara), dan Kota Lubuklinggau.
"Angin puting beliung di perbatasan Bandung dan Sumedang, Jawa Barat, yang merusak 16 rumah tersebut ternyata berpotensi terjadi di Sumsel. Salah satunya yang rawan yakni kawasan Musi Rawas-Lubuklinggau-Muratara, juga beberapa daerah lain," kata Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani dikonfirmasi di Palembang, Senin (26/2/2024).
Dia mengatakan, angin puting beliung seperti yang terjadi di Jawa Barat itu bukan suatu fenomena yang baru bagi wilayah Sumsel. Angin kencang merupakan istilah lain dari angin puting beliung, masyarakat menyebutnya angin puyuh. Fenomena angin memutar dan sering terjadi di wilayah Sumsel. "Istilah angin puting beliung ialah angin kencang yang bergerak melaju secara memutar," katanya.
Ia menyebutkan angin puting beliung dengan kecepatan 120 km/jam sering disebabkan awan cumulonimbus (CB) dengan durasi cukup lama atau sekitar lima menit hingga 10 menit. Selain awan CB, penyebab angin ini dipengaruhi letak geografis dan cuaca. BMKG memprediksi, untuk beberapa hari ke depan potensi cuaca ekstrem di wilayah Sumsel masih tinggi. Kondisi ini pengaruh dari pola angin belokan dan konvergensi di sekitar wilayah Sumsel.
BMKG mengimbau nasyarakat dan instansi terkait tetap siaga bencana karena masih dalam periode musim hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. "Saat ini kami bisa imbau sampai sepekan ini atau sepekan ke depan. Nanti selanjutnya kami pasti update perkembangan cuacanya," katanya.