Jumat 23 Feb 2024 18:04 WIB

Harga Beras yang Melambung Tinggi dan Peringatan dari Sri Mulyani

Tak hanya harganya melonjak, stok beras premium juga sulit didapatkan oleh pedagang.

Ratusan warga rela berdesakan demi mendapat beras murah subsidi SPHP di kantor kecamatan Babelan, Bekasi Utara, Jawa Barat, Selasa (20/2/2024). Operasi pasar beras subsidi diselenggarakan oleh Bulog Karawang dengan menyediakan 10 ton untuk 2000 kupon, dijual dengan harga 53 ribu perkupon yang dapat ditukar dengan beras 5 kg.  Program Stabilisasi Pasokan Dan Harga Pangan (SPHP) ludes terjual dengan waktu 2 jam saja.
Foto:

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan, bahwa Indonesia akan melakukan impor beras asal Thailand sebanyak dua juta ton jika produksi dalam negeri kurang. Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan rencana impor beras dari Thailand ini, adalah untuk menanggulangi harga bahan pokok tersebut yang tinggi bahkan lebih tinggi lagi.

"Ini bisa jadi (langkah) antisipasi melalui rakornas dan ratas, tentunya dengan persetujuan Presiden dan Menteri. Tahun lalu 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton, tetapi kalau misalnya produksi dalam negeri cukup berarti impor itu tidak jadi," kata Sarwo dalam keterangan di Bandung, Ahad (18/2/2024).

Terkait dengan harga beras yang tinggi di pasaran dalam beberapa waktu terakhir sendiri, Sarwo mengatakan bahwa Bapanas menilai hal tersebut diakibatkan oleh tingginya ongkos produksi, hingga dampak El Nino 2023, yang membuat waktu tanam mundur.

"Pertama, memang ongkos produksinya naik, di pupuknya naik, kemarin dampak dari El Nino kekeringan, kemudian air juga kurang, panennya itu berkurang, sehingga hasilnya berkurang, otomatis harga naik," ujar Sarwo dalam keterangannya.

Sarwo juga menegaskan, kenaikan harga beras ini tidak ada kaitanya dengan waktu yang menjelang Ramadhan, tetapi memang dampak waktu tanam mundur dan El Nino. Disinggung terkait adanya potensi penimbunan beras karena harga sedang tinggi, Bapanas menjelaskan tidak ada penimbunan dan diharapkan dalam waktu dekat harga beras bisa normal kembali.

"Sampai saat ini belum. Jadi masih berjalan normal, sehingga mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa normal," tuturnya menambahkan.

Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol. Whisnu Hermawan pada Jumat (23/2/2024), mengatakan, pihaknya belum menemukan ada praktik penimbunan beras di gudang-gudang yang mengakibatkan ketersediaan beras di pasar terganggu. "Hingga saat ini dari gudang-gudang penyimpanan beras yang kami monitor, belum ditemukan adanya penimbunan beras," kata Whisnu.

Jenderal polisi bintang satu itu menyebut Satgas Pangan Polri tingkat pusat dan daerah rutin melakukan pengecekan dan pengawasan ke produsen serta gudang-gudang penyimpanan di sejumlah daerah untuk mengecek ketersediaan beras. Whisnu menegaskan, pihaknya bakal menindak tegas apabila ditemukan ada praktik penimbunan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan.

"Apabila ditemukan adanya perbuatan penimbunan beras tentunya, Satgas Pangan Polri akan menindak tegas dengan menerapkan aturan perundang-undangan yang berlaku, di antaranya undang-undang pangan, undang-undang perdagangan, undang-undang perindustrian dan peraturan lain yang terkait," ujarnya.

Menurut dia, dari hasil pengawasan yang dilakukan, stok beras dalam dalam kondisi cukup hingga Idul Fitri mendatang. "Satgas Pangan pastikan stok beras aman dan cukup hingga Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri," katanya.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement