Di masa aktifnya di KPK, Tumpak menyebut Hengky berperan menunjuk siapa yang jadi "lurah". Lurah merupakan istilah yang digunakan untuk petugas rutan bertugas mengumpulkan uang dari tahanan. Sedangkan koordinator para tahanan disebut Korting atau Koordinator Tinggal.
"Setelah kumpul diserahkan ke Lurah, setelah Hengky nggak ada nunjuk Lurah antarmereka sendiri yang dituakan," ujar Tumpak.
Tumpak tak menampik bahwa Hengky lah yang mulai membuat pungli di Rutan KPK menjadi terstruktur. Bahkan jumlah uang yang mesti disetorkan tahanan awalnya ditetapkan Hengky.
"Awal mulanya ini (Hengky) hingga terstruktur secara baik. Angkanya dia yang tentukan (untuk masuk ponsel), termasuk tiap bulan supaya bebas pakai HP," ujar Tumpak.
Anggota Dewas KPK Albertina Ho menambahkan, pungli di Rutan KPK mulanya terjadi tak sistematis. Pungli terjadi secara pribadi saja. Lalu, Hengky lah yang disebut membuat pungli ini tersistem.
"Sebenarnya awal mula pungutan itu belum sistematis, masih pribadi. Setelah ada Hengky, mulai dibuat sistematis, ada 'korting' dari tahanan, dari KPK ada 'lurah'. Itu sistemnya, lebih sistematis dengan Hengky. Setelah Hengky pergi ditunjuk yang dituakan, kebanyakan pakai istilah Lurah," ujar Albertina.
Awal temuan...