REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Selama ini dunia seni jadi ranah bagi tokoh muda Jawa Tengah Andiniya untuk mencurahkan perhatiannya terhadap isu-isu sosial. Andiniya menciptakan beberapa lagu yang dinyanyikan dan ditampilkan bersama musisi disabilitas tuna netra.
Tujuannya agar para musisi disabilitas ini juga dapat kesempatan yang sama dalam berkarya. Akan tetapi, gadis berdarah Lampung ini ingin berbuat lebih maksimal. Untuk itulah, Andiniya terjun di bidang politik agar kegelisahan dan kepedulian terhadap masalah, gizi anak, pendidikan dan UMKM benar-benar bisa diperjuangkan.
"Sejak awal, saya antusias di Posyandu, masalah kesehatan anak, masalah stunting yang dialami anak-anak Indonesia umumnya dan anak-anak di Kabupaten Tegal, Brebes dan Tegal Kota. Selain itu, saya juga peduli masalah edukasi. Utamanya menyangkut pengajaran pada anak dan kesejahteraan para guru," kata Andiniya, Selasa (13/2/2024).
Bukan masalah stunting dan edukasi saja yang menjadi perhatian caleg DPRD Provinsi Jawa Tengah dapil 12 saat berorasi di hadapan pendukungnya. Andiniya juga ingin meningkatkan sektor UMKM. Menurut dia, UMKM harus menjadi prioritas utama untuk mendukung ekonomi Indonesia. Sebab UMKM menyerap hampir 90 persen tenaga kerja Indonesia.
"Hampir 90 persen masyarakat bekerja di sektor UMKM. Karena itu UMKM harus menjadi perhatian yang sangat serius. Jika UMKM sehat, nantinya pendapatan masyarakat akan meningkat. Pada gilirannya kesejahteraan pun akan meningkat. Dengan kesejahteraan yang meningkat diharapkan stunting pun bisa diatasi. Sebab daya beli masyarakat meningkat. Kebutuhan dasar bayi agar tumbuh sehat dapat diatasi," kata Andiniya.
Untuk memperjuangkan misinya di masyarakat, ia memilij blusukan ke daerah - daerah yang menjadi pemilihnya. Dia sadar para pemilihnya kebanyakan memiliki latar belakang sebagai petani dan pedagang.
"Salah satu solusi untuk mengatasi kurangnya pupuk saya ingin memperbanyak pupuk organik. Masyarakat terlibat aktif untuk membuat kompos dari sampah atau dari kotoran ternak.selain itu kekurangan pupuk kimia juga merusak tanah, jadi saatnya kembali ke bahan alami. Soal kelangkaan pupuk ini bukan hanya di Jawa Tengah tapi nasional," kata Andiniya.
Adapun, data dari Antara menyebutkan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), telah melaporkan angka keluarga berisiko stunting (KBS) menurun pada semester II-2023. Ini merupakan hasil dari upaya pemerintah melalui berbagai program yang bertujuan menurunkan angka tersebut.