Ahad 04 Feb 2024 04:45 WIB

Adu Kuat Jokowi dan Megawati di Jateng

Sebagai seorang Presiden, Jokowi mempunyai keuntungan yakni punya akses luas.

Rep: Teguh/ Red: Teguh Firmansyah
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang (dari kiri) saat Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang (dari kiri) saat Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SALAH satu daerah yang cukup menarik untuk ditengok pada Pilpres 2024 adalah Jawa Tengah. Mengapa cukup menarik? Pertama Jawa Tengah memiliki jumlah penduduk yang sangat besar mencapai 37 juta jiwa dengan angka pemilih 28,2 juta. Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ketiga setelah Jawa Barat (49 juta) dan Jawa Timur (41 juta).

Alasan menarik kedua, Jawa Tengah secara hitung-hitungan politik merupakan basis dari PDI Perjuangan. Lihat saja dari pemilihan gubernur (Pilgub) 2008, 2013, dan 2018 menunjukkan bagaimana kekuatan partai banteng moncong putih itu. Meski kerap dilawan oleh koalisi partai, tetap saja PDIP bisa memenangkan kadernya di sana.

Baca Juga

Pun saat Pemilu legislatif, Jateng menjadi pundi-pundi suara PDIP untuk meraih kursi sebanyak-banyaknya buat ke Senayan. Dari 128 kursi yang diterima PDI P pada pemilu 2019, 26 di antaranya disumbang dari Jateng. Wajar jika Jawa Tengah kerap disebut sebagai 'kandang banteng'.

Alasan menarik ketiga, dari enam orang capres/cawapres, ada dua di antaranya yang benar-benar kelahiran Jawa Tengah. yakni Ganjar Pranowo (capres 03) dan Gibran Rakabuming Raka (cawapres 02). Ganjar yang kini memasuki usia 55 tahun lahir di Karangnyar. Sementara Gibran Rakabuming Raka lahir dan besar di Surakarta.

Lebih uniknya lagi, keduanya memiliki ikatan cukup kuat terhadap PDIP. Ganjar yang juga mantan gubernur Jawa Tengah sejak awal meniti karier politik di PDIP. Sejak menjadi anggota dewan hingga menduduki posisi tertinggi di Jawa Tengah.

Adapun Gibran memiliki ikatan terhadap PDIP karena ayahnya yang juga Presiden Joko Widodo merupakan kader partai tersebut. Jokowi mendapat dukungan PDIP sejak masih menjabat sebagai wali kota Solo. Jokowi juga diusung PDIP sebagai presiden selama dua periode (2014 dan 2019).

Senada dengan Jokowi, Gibran juga mendapat dukungan besar dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ketika menjabat sebagai wali kota Solo. Gibran baru resmi masuk sebagai kader PDIP dari ranting Manahan pada 2019.

Namun, kongsi keluarga Jokowi dengan Megawati Soekanorputri pecah pada pilpres 2024. Restu Megawati memberikan dukungan kepada Ganjar sebagai capres tidak diikuti oleh keluarga Jokowi. Alih-alih mengikuti, Gibran Rakabuming Raka ikut bersaing dalam kontestasi sebagai cawapres bersama Prabowo Subianto yang tak lain menjabat sebagai ketum Gerindra.

Presiden Jokowi belum menyatakan dukungan langsung ke Prabowo-Gibran. Hanya saja sinyal-sinyal dukungan itu sudah cukup terasa belakangan ini. Mantan kader muda PDIP Maruarar Sirait bahkan menyatakan bahwa Jokowi akan turun langsung dalam mengkampanyekan Prabowo-Gibran.

Boleh dibilang Jawa Tengah akan menjadi pertarungan sengit antara PDIP yang digawangi oleh Megawati Soekarnoputri dan kongsi kelurga Jokowi yang bergabung dengan Prabowo.

Ujian Megawati

Pilpres akan menjadi ujian bagi Megawati, apakah  bisa mempertahankan digdaya kandeng Banteng di sana? Atau justru sebaliknya pengaruh Megawati terkikis dan mulai tergantikan pengaruh Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement