Senin 29 Jan 2024 15:18 WIB

LSI Denny JA: Dedi Mulyadi Dongkrak Suara Gerindra dan Prabowo

Ada sumbangan elektoral Dedi Mulyadi cukup signifikan.

Dedi Mulyadi diyakini akan ikut mendongkrak suara Gerindra maupun Prabowo Subianto.
Foto: Dok. Republika
Dedi Mulyadi diyakini akan ikut mendongkrak suara Gerindra maupun Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Analisis hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, memprediksi Dedi Mulyadi  akan kembali menjadi Caleg DPR RI dengan perolehan suara tertinggi di Dapil 7 Jabar. Bahkan, posisi elektabilitasnya saat ini potensial mendongkrak Gerindra memperoleh 4 kursi DPR RI dan menjadikan Prabowo Juara 1 Pilpres.

Hal ini didasarkan pada survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA tentang preferensi pemilih di Dapil 7 Jawa Barat terhadap para calon anggota DPR RI dan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Survei ini dilakukan  pada 12 – 22 Januari 2024. Menggunakan metode standar Multistage Random Sampling melalui wawancara tatap muka dengan jumlah responden 600 dan margin of error 4,1%.

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, yang memaparkan temuan survei tersebut kepada pers di Karawang, Senin (29/1), menjelaskan, keberadaan Dedi sebagai caleg DPR RI di Dapil 7 Jabar memang membawa berkah elektoral, baik buat partai Gerindra maupun buat Prabowo Subianto sebagai capres.

“Jika merujuk pada hasil simulasi data survei LSI Denny JA berdasarkan hitungan Sainte Lague, ada sumbangan elektoral Dedi Mulyadi cukup signifikan. Dari dua kursi Gerindra pada Pileg 2019 lalu, sekarang sudah dalam posisi aman untuk dapat 3 kursi dan sangat potensial memperoleh 4 kursi,” kata Toto. 

Sumbangan elektoral yang diberikan mantan Bupati Purwakarta dua periode itu, menurut Toto, tergambar dari berbagai simulai pertanyaan tentang elektabilitas. Terutama, pada simulasi perolehan suara internal Gerindra, dimana Dedi memperoleh suara tertinggi dengan 63,6%. 

Toto membandingkan dengan Putih Sari yang hanya 8,3% dan lainnya seperti Obon Tabroni yang dibawah 5%. Padahal kedua figur tersebut sebagai incumbent. Perolehan suara terbesar Dedi disumbang dari Purwakarta (40,6%), Karawang (26,4%) dan dari Bekasi (16,1%).

“Perolehan suara yang tinggi di Dapil itu tentu, salah satunya, hasil kerja-kerja politik Dedi Mulyadi selama ini yang selalu turun hampir setiap hari. Disamping, juga hasil kerja kerasnya mengampanyekan Paslon 02 diluar dapil tersebut  yang berefek elektoral positif baik terhadap dirinya maupun partai,” papar Toto.

Itulah, kata Toto, yang membuat elektabilitas Gerindra menjadi juara 1 di Dapil 7 dengan 42,2% yang  potensial memperoleh 4 kursi. Sementara, 6 partai lainnya seperti Golkar (9,5%), PDIP (8,8%), Nasdem (6,3%), PKS (5,5%), Demokrat (5,5%) dan PAN (4,2%), masing-masing, hanya potensial mendapat 1 kursi.

Pada elektabilitas caleg antar partai pun, Dedi dengan 23,7% mampu mengungguli caleg-caleg dari partai lain. Sebut saja, Puteri Komarudin (Golkar) 3,0%, Rieke Diah Pitaloka (PDIP) 2,5%, Saan Mustofa (Nasdem) 2,5% dan yang lainnya dibawah 1%. Termasuk, PKB yang potensial akan kehilangan kursi. 

Tentang faktor apa saja yang membuat Dedi Mulyadi unggul jauh di Dapil tersebut, Toto menyebutkan, di antaranya, karena dia sudah memenuhi salah satu tuntutan hukum besi perilaku pemilih untuk menang, yaitu tingkat pengenalan yang  cukup tinggi (82,2%) dan tingkat kesukaan yang juga sangat tinggi (89,9%).

Namun begitu, Toto mengingatkan, ada sejumlah faktor yang harus diwaspadai berdasarkan data survei tersebut. Pertama, terdapat data sekitar 60,7% publik yang mengaku sangat wajar dan cukup wajar terhadap money politic. Dan ada sekitar 75,8% publik yang menganggap money politic itu dapat mempengaruhi pilihan.

“Data seperti itu biasanya akan menjadi good news buat calon yang berkapital besar, jika memanfaatkannya dengan program bagi-bagi uang. Dan menjadi bad news buat calon yang amunisinya pas-pasan. Meskipun, praktik politik seperti itu tentu sangat buruk buat kepentingan menjaga kesehatan demokrasi kita,” tandasnya.

Prabowo Unggul 

Survei ini juga memotret elektabilitas seluruh paslon presiden dan wakil presiden di dapil itu. Dari data kurang lebih per H-15 ini, Prabowo melesat unggul meninggalkan jauh elektabilitas paslon lain, yaitu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Untuk pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan 64,8%, Anies – Muhaimin (20,0%) dan Ganjar- Mahfud (7,8%). Dari sejumlah survei dapil yang dilakukan LSI Denny JA, elektabilitas  Paslon 02 ini memang tertinggi di seluruh Jawa Barat. Faktornya, bisa jadi karena Jabar sudah lama menjadi lumbung suara partai Gerindra dan Capres Prabowo tertinggi sejak 2019.

“Posisi elektabilitas Paslon 02 yang unggul itu bisa jadi karena faktor saling sumbang antara kekuatan personal Prabowo dan pesona Dedi Mulyadi. Pada bagian tertentu Prabowo menyumbang elektabilitas Dedi, dan pada bagian tertentu Dedi ikut mendongkrak elektabilitas Prabowo,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement