Selasa 23 Jan 2024 11:57 WIB

Hari Paling Mematikan Bagi IDF di Gaza, 22 Tentara Tewas dalam Sehari pada 22 Januari

Pertempuran sengit antara IDF dan Hamas terjadi di Khan Younis, selatan Gaza.

Rep: Kamran Dikrama, Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Tentara Israel dalam posisi siaga saat operasi darat di Khan Younis, Jalur Gaza, Palestina. (ilustrasi)
Foto:

Dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional pada Kamis (18/1/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka menolak solusi dua negara. Ia pun menegaskan, Israel akan terus melanjutkan perang di Gaza sampai Hamas tereliminasi sepenuhnya.

“Dalam pengaturan apa pun di masa depan, Israel memerlukan kontrol keamanan atas seluruh wilayah, di sebelah barat Sungai Yordan. Ini bertentangan dengan gagasan kedaulatan (untuk Palestina). Apa yang bisa Anda lakukan?” ucap Netanyahu.

“Perdana menteri harus mampu untuk mengatakan tidak kepada teman-teman kita,” kata Netanyahu seraya menambahkan bahwa dia sudah menyampaikan penolakannya terkait solusi dua negara kepada para pejabat Amerika Serikat (AS).

Setelah Netanyahu menyampaikan pernyataannya itu, AS selaku sekutu utama Israel, segera merespons dan memberikan penentangan. “Tidak ada cara untuk menyelesaikan tantangan jangka panjang mereka (Israel) untuk memberikan keamanan abadi, serta tidak ada cara untuk menyelesaikan tantangan jangka pendek dalam membangun kembali Gaza dan membangun pemerintahan di Gaza serta memberikan keamanan bagi Gaza tanpa pembentukan negara Palestina,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam pengarahan pers, Kamis pekan lalu.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, pun mengkritik keras  Netanyahu yang menolak penerapan solusi dua negara guna menyelesaikan konflik dengan Palestina. Dia menegaskan bahwa Uni Eropa mendukung solusi tersebut.

“Perdamaian dan stabilitas tidak dapat dibangun hanya dengan cara militer,” kata Borrell menyinggung Israel, Senin (22/1/2024), dikutip laman Al Arabiya.

“Solusi apa lagi yang ada dalam pikiran mereka (Israel)? Untuk membuat semua warga Palestina pergi? Untuk membunuh mereka?” kata Borrell.

Borrell menegaskan satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian langgeng di kawasan Timur Tengah adalah dengan menerapkan solusi dua negara Israel-Palestina yang “dipaksakan dari luar”. “Yang ingin kami lakukan adalah membangun solusi dua negara. Jadi mari kita membicarakannya,” ucapnya.

Saat ini perang Israel-Hamas telah berlangsung sekitar 100 hari. Lebih dari 25 ribu warga Gaza sudah terbunuh sejak Israel melancarkan agresinya pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar dari korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 62 ribu orang. 

Menurut PBB, 85 persen penduduk Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut, termasuk di dalamnya fasilitas kesehatan dan rumah sakit, rusak atau hancur.

 

 

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement