REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Putra Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, yakni Abdul Rochim memberi tanggapan terkait pernyataan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang kompak meminta warga NU tidak memilih pasangan yang didukung ulama yang tidak mengakui Pancasila.
"Ya kalau kita sih terserah sajalah mau ditanggapi apa, tapi menurut saya komentar seperti itu tidak bijak. Karena bagaimanapun kita semua orang punya hak mempunyai pilihan, beliau (Abu Bakar Ba’asyir) mempunyai hak untuk pilihan," kata Ustadz Iim, sapaan akrabnya, ketika dihubungi awak media di Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (18/1/2024).
Menurut dia, kedua tokoh nasional tersebut seharusnya memiliki kebijaksanaan yang lebih besar. Pasalnya, setiap warga negara yang telah mempunyai hak pilih berhak menentukan pilihannya. Apalagi, Ustadz Abu Bakar Baa'syir sudah mengakui Pancasila sebagai syarat kebebasannya.
"Artinya seharusnya beliau-beliau mempunyai kesadaran yang lebih besar, bahwasanya dalam berdemokrasi semua orang punya hak untuk punya pilihan itu. Punya hak tidak perlu orang lain diancam-ancam oh dengan ini mungkin Ustadz Abu Bakar Ba'asyir mantan teroris lah," ucap Ustadz Iim.
Dia pun menyayangkan statemen Gus Ipul yang diamini Hasto tersebut. "Ini bentuk ketidakdewasaan dalam berdemokrasi, sayang sekali mereka-mereka pengurus partai, tim pemenangan tapi tidak dewasa dalam berdemokrasi. Menunjukkan kekanak-kanakan lah di dalam demokrasi, seharusnya tidak begitu," kata Ustadz Iim.
Pihaknya juga menyayangkan kedua tokoh tersebut terkesan menghalangi Abu Bakar Ba’asyir untuk menentukan pilihannya pada Pilpres 2024, dengan mendukung pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar. Adapun Gus Ipul diketahui mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Adapun PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Ustadz Iim menyebut, ayahnya sudah menjalani hukuman, dan seharusnya tidak masalah ikut mendukung kontestan Pilpres 2024.
"Kenapa menghalangi Ustaz Abu Bakar Ba’asyir untuk punya pilihan, kenapa? Apa beliau nggak boleh? Sama-sama WNI, sudah keluar dari penjara, sudah menjadi warga biasa punya hak, kenapa harus dikomentari negatif," katanya.
"Ustaz Abu Bakar Ba’asyir tidak pernah mempertanyakan, dan tidak pernah mencela terhadap pilihan mereka terhadap pilihan mereka ke 02 atau 03, kan tidak pernah mencela itu. Kenapa harus mempermasalahkan ketika Ustadz Abu ke 01. Sekali lagi itu bentuk ketidakdewasaan dalam berdemokrasi, ya semoga mereka makin dewasa dalam berdemokrasi," kata Ustadz Iim menegaskan.
Di sisi lain, Ustadz Iim menjelaskan, sebenarnya rekaman suara Abu Bakar Ba’asyir yang beredar di media sosial tenteng dukungan kepada pasangan Anies-Muhaimin itu merupakan pertanyaan yang dilontarkan salah seorang jamaah secara pribadi. Namun, ia heran mengapa rekaman itu bisa tersebar di media sosial.
"Itu sebenarnya tersebar tanpa sengaja juga, beliau hanya menjawab untuk satu orang bukan untuk disebarkan," kata Ustadz Iim mengakhiri.
Komentar Gus Ipul...