Rabu 17 Jan 2024 12:15 WIB

Kasus DBD Naik Signifikan, Kalsel Tingkatkan Kewaspadaan

Dua di antara 82 kasus bahkan telah meninggal dunia.

Petugas Dinkes melakukan pengasapan di permukiman, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (15/1/2024).Dinas Kesehatan Kota Kendari melakukan fogging guna mencegah naiknya jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) serta penyebarannya.
Foto: ANTARA FOTO/Andry Denisah
Petugas Dinkes melakukan pengasapan di permukiman, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (15/1/2024).Dinas Kesehatan Kota Kendari melakukan fogging guna mencegah naiknya jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) serta penyebarannya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Diauddin menyampaikan provinsi tersebut kini waspada penyakit demam berdarah dengue (DBD) karena sebanyak 82 kasus sudah ditemukan pada Januari 2024. "Bahkan dua di antaranya telah meninggal dunia," ujarnya di Banjarmasin, Rabu (17/1/2024).

Diauddin menyampaikan, bahwa kasus DBD pada awal tahun ini meningkat jika dibanding tahun lalu di bulan yang sama. "Jadi kalau dibandingkan Januari tahun lalu dengan tahun ini ada peningkatan, Januari tahun lalu tidak sampai 80 kasus, sekarang baru pertengahan Januari 2024 sudah lebih," tuturnya.

Baca Juga

Namun jika dibandingkan satu tahun lalu, kata Diauddin, tentunya kasusnya sangat banyak, yakni mencapai 3.113 kasus dengan angka kematian sebanyak 20 orang. Dia mengatakan, bahwa kasus DBD tertinggi tahun lalu di Kabupaten Banjar, kemudian Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah.

"Kalau awal tahun ini yang ditemukan banyak kasus itu di Kota Banjarbaru, juga di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah," ujarnya. Meskipun angka kasus penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti tersebut sudah naik signifikan, Diauddin menyatakan belum meningkatkan status kejadian luar biasa (KLB). "Belum sampai KLB DBD lain provinsi kita," katanya menegaskan.

Pemprov Kalsel menginginkan semua masyarakat untuk waspada penularan penyakit ini dengan menerapkan kebersihan lingkungan agar nyamuk tidak bisa berkembang biak. "Pemerintah kabupaten/kota juga diminta untuk meningkatkan sosialisasi waspada DBD ke masyarakat," tuturnya.

Apalagi di musim hujan cukup tinggi ini, dimana makin memudahkan nyamuk DBD untuk berkembang biak di genangan air. "Karenanya kita harus bersama memberantasnya," ucap Diauddin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement