Ahad 07 Jan 2024 14:56 WIB

Jubir Timnas Amin Ingatkan Ketahanan tak Melulu Soal Militer

Ketidaksejahteraan rakyat dinilai juga sebagai ancaman nasional.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta
Foto: istimewa
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengkiritik kebijakan pemerintah yang berutang untuk membelanjakan alat perang.

Juru Bicara Timnas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) nomor urut 1 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Amin), Sukamta, menilai kritik Cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) merupakan sebuah pengingat bahwa seorang kepala negara harus memiliki prioritas dalam pembangunan. 
 
Politikus PKS tersebut memandang ketahanan tidak melulu soal militer dan alutsista. Sebab menurutnya model perang saat ini sudah terus berkembang, tidak hanya perang militer, melainkan juga perang nonmliter, dan perang hibrida. 
 
“Sehingga ketidaksejahteraan rakyat juga merupakan ancaman terhadap ketahanan nasional," kata Sukamta dalam keterangannya, Ahad (7/1/2024).
 
Sukamta beranggapan jika rakyat miskin, maka secara tidak langsung negara akan rentan dan rapuh, meskipun alutsista kuat. Sehingga mempriotitaskan aspek pertahanan di atas kesejahteraan itu tidak bijak. 
 
"Karena pertahanan yang paling utama adalah pada kualitas sumber daya manusianya, bukan pada aspek kekuatan fisik militer dengan teknologi alutsista yang canggih. Kita sudah punya pengalaman sejarah dengan keterbatasan senjata yang canggih, kita bisa merdeka mengusir penjajah dari bumi pertiwi,” ucapnya.
 
Kendati demikian, Anggota Komisi I DPR RI tersebut tetap memandang bahwa belanja alutsista itu juga penting. Namun tetap menggunakan prioritas sesuai dengan skala kebutuhan dan keterbatasan anggaran yang ada.

Baca Juga

“Oleh karenanya, setelah skema pengadaan alutsista MEF (Minimjum Essential Forces) tahap III berakhir pada tahun 2024 ini, Timnas AMIN akan memrogramkan NEF (New Essential Forces) yaitu pengadaan alutsista lebih berbasis pada fungsi dan adaptasi teknologi. Pengadaan alutsista ke depan tidak melulu yang besar-besar, tetapi perlu melihat efektivitas, kecanggihan dan efisiensi alutsista itu sendiri,” ungkapnya. 

 
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar mengaku heran dengan kebijakan pemerintah rela membuat utang baru senilai triliunan rupiah demi membeli alutsista, saat tidak ada perang. Padahal, kata dia, ada banyak kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi seperti alat pertanian.

"Kita enggak perang kenapa kebanyakan utang beli alat perang? Lebih baik utang untuk beli alat pertanian," saat bertemu dengan petani dalam di kawasan Sijalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/1/2024).

Sebagai catatan, isu alutsista mengemuka menjelang gelaran debat ketiga yang mempertemukan para capres pada Ahad (7/1/2024). Ajang adu gagasan itu mengangkat tema pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement