REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Warga di lokasi kejadian mengaku melihat rangkaian kereta masih melaju sesaat setelah terjadi tabrakan antara kereta api (KA) Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya di petak jalan kereta antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka di Kabupaten Bandung.
"Jadi terdengarnya 'brak', nggak terlalu keras. Dan begitu suara terdengar, rangkaian keretanya juga masih maju. Dua kereta bagian belakang kemudian baru berhenti di depan rumah," ujar Titi Rohaeti (53), warga setempat, Jumat.
Pada Jumat (5/1/2024) pagi itu peristiwa menggemparkan terjadi di petak jalan kereta antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka di Kabupaten Bandung, ketika KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya bertabrakan.
Peristiwa yang dicatat oleh berbagai pihak berwenang terjadi pukul 06.03 WIB di jalur menikung itu menyebabkan lokomotif dan empat gerbong eksekutif KA Turangga dari arah Timur anjlok.
Sementara lokomotif dan tiga kereta KA Commuterline Bandung Raya keluar jalur, bahkan kereta terdepan menumpuk ke lokomotif hingga terpental ke sawah dan satu lainnya terguling. Kejadian tersebut membuat warga di sekitar jalur itu kaget di tengah pagi yang sejuk.
Titi Rohaeti, warga Kampung Babakan DKA, Desa Cikunya, Cicalengka mengaku mendengar suara tubrukan yang tidak begitu keras dan melihat rangkaian kereta dari Timur masih melaju setelahnya.
Setelah kejadian tersebut, Titi dan suaminya serta anaknya mengecek keadaan kereta Turangga yang membawa 287 penumpang dan KA Commuterline Bandung Raya dengan 191 penumpang yang bertabrakan tersebut. Menurut pengakuannya, selepas kejadian banyak penumpang yang turun dan terlihat mengalami luka-luka.
"Penumpang yang turun rata-rata berdarah di hidung dan area bibirnya," kata Titi.
Dalam peristiwa tersebut, PT KAI melaporkan ada empat korban meninggal dunia, yang terdiri atas masinis, asisten masinis pramugara, dan Polsuska yang tengah bertugas.
Kemudian, sebanyak 33 penumpang mengalami luka-luka, dan dilarikan ke RS terdekat seperti RSUD Cicalengka sebanyak 26 orang, lalu RS AMC dua orang, RS Edelweiss dua orang, dan RS Santosa tiga orang.
Sementara sisanya sebagian besar diangkut ke Stasiun Bandung dengan menggunakan bus dan minibus bagi penumpang KA Turangga, dan bagi penumpang Commuterline Bandung Raya diarahkan ke Stasiun Cicalengka sebagai pemberhentian terakhir.
Atas kejadian tersebut, sejumlah pejabat seperti Menko PMK Muhadjir Effendy bersama Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin dan unsur Forkompimda seperti Kapolda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus dan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Erwin Djatniko meninjau langsung ke TKP.
Masyarakat juga tampak memenuhi tempat kejadian karena penasaran dengan peristiwa tabrakan antarkereta tersebut. Tak hanya di akses jalan, bahkan mereka pun memenuhi areal persawahan untuk bisa menyaksikan proses evakuasi.