Sabtu 23 Dec 2023 15:59 WIB

Meski El Nino Berkepanjangan, Lumbung Mataraman DIY Tunjukan Perkembangan Positif

Saat ini terdapat 50 lokasi Lumbung Mataraman.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Lumbung pangan tradisional Mataraman di Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Lumbung pangan tradisional Mataraman di Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Lumbung Mataraman yang berada di lima kalurahan yang tersebar DI Yogyakarta dinilai telah menunjukkan perkembangan yang positif. Program ketahanan pangan ini dikembangkan dengan Dana Keistimewaan (Danais) Bantuan Keuangan Khusus (BKK) tahun 2023.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Hery Sulistio Hermawan menjelaskan, bahwa saat ini terdapat 50 lokasi Lumbung Mataraman yang dikembangkan sejak 2017. Adapun pada tahun 2022 ada 2 lokasi, pada 2023 ada 5 lokasi, dan pada tahun 2024 ada 5 lokasi.

Baca Juga

"Dari 5 lokasi yang ada di 2023 secara prinsip sudah selesai dengan baik. Tapi progress nya di masing-masing lokasi sangat bervariasi," ujar Hery dalam acara Sarasehan Lumbung Mataraman BKK di Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, Jumat (22/12/2023).

Perkembangan Lumbung Mataraman di lima lokasi yang disebutkannya dipengaruhi oleh El Nino yang berkepanjangan. Meski saat ini sudah memasuki musim penghujan, namun curah hujan tergolong masih jarang.

Akibatnya, Lumbung Mataraman di beberapa lokasi belum menunjukkan perkembangan yang diharapkan. Namun, dari beberapa lokasi yang merupakan penerima BKK di 2023 sudah menampakkan hasil melalui inovasi yang dikembangkan

Seperti Lumbung Mataraman di Gunungkidul yang bisa menghasilkan air untuk produksi tanaman pertanian, ternak dan untuk kegiatan perikanan. Kemudian tanaman cabai dan bawang hasilnya bisa dirasakan bersama dengan harga jual relatif tinggi, mencapai Rp 80 ribu per kg untuk cabai.

"Kemudian di Guwosari ada kambing ternak yang ke depannya akan digunakan sebagai pusat pembesaran dan kambing potong," tutur Hery.

Menurutnya, aspek keberlanjutan dari kegiatan di Lumbung Mataraman menjadi sangat penting, agar berlanjut dan berkembang dengan baik. Sekaligus bisa menjadi dorongan bagi lumbung yang lainnya dan bisa direplikasi di tempat lain.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo mengatakan melalui lumbung ini diharapkan tidak hanya menjadi ketahanan pangan, tetapi juga kedaulatan pangan.

"Lumbung ini memproduksi mulai dari lahan, bibit dan proses yang hasilnya itu bisa dinikmati sendiri dan dikomersilkan. Ini roh dari kedaulatan pangan," kata Wabup.

Untuk itu, pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta yang telah memberikan Danais kepada Kalurahan Guwosari untuk mengembangkan Lumbung Mataraman. Ia juga mengapresiasi upaya kalurahan yang akan membuat tempat nongkrong seperti warung kopi yang akan menarik anak muda untuk berwisata di sana.

"Lumbung Mataraman ini harus didampingi terus, ke depan didorong dengan pendampingan anggaran, supaya lumbung ini lebih berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement