Kamis 21 Dec 2023 23:49 WIB

Kunci Eksistensi dan Pelayanan Prima Menuju Tiga Abad Pos Indonesia

Pos Indonesia selalu berupaya untuk keberlanjutan

Acara PT Pos Indonesia
Foto: Pos
Acara PT Pos Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Inovasi menjadi kata kunci untuk berkembang di tengah di tengah berbagai disrupsi. Sumber daya manusia yang ada harus belajar dan melakukan riset. Kemudian menghasilkan hal baru yang membentuk gaya hidup baru yang menunjang rantai pasokan komoditas dalam sebuah ekosistem. 

Begitulah hukum alam terkait keberlangsungan dan perkembangan bisnis. Berusia jelang tiga abad, atau tepatnya diusia 277 tahun, PT Pos Indonesia (Persero) terus berinovasi dan bertransformasi dalam upaya meningkatkan kualitas di semua lini  dan berselaras dengan laju digitalisasi.

Baca Juga

Tentu tak mudah untuk dapat terus bertahan di tengah derasnya perubahan global khususnya bidang teknologi digital. Lebih dari itu, Pos Indonesia terus berupaya menjadi lokomotif atau leader khususnya di bidang logistik. Pada perjalanannya, Pos Indonesia berhasil membuktikan diri sebagai BUMN tertua yang mampu tetap eksis dengan mempertahankan layanan prima.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Pos Indonesia Endy Pattia Rahmadi Abdurrahman mengungkapkan kunci eksistensi Pos Indonesia dengan berbagai terobosan inovasinya terletak pada inovasi dan harmonisasi antara kualitas pelayanan dengan ketepatan teknologi.

Inovasi di bidang bisnis tidak akan berjalan baik dan menghasilkan sesuatu yang diinginkan jika tidak diikuti dengan sisi kualitas service dan ketepatan teknologi. Yang harus terus dilakukan adalah mencari cara-cara inovatif bagaimana service quality Pos semakin baik, semakin disenangi oleh konsumen. Dengan  begitu, Pos semakin dianggap keberadaannya.

"Mungkin selama ini ada persepsi bahwa Pos itu kuno, Pos hanya mengirim surat saja. Sekarang dengan adanya perubahan itu kita sudah menggunakan robotik, ini adalah bagian proses panjang yang dilakukan Pos Indonesia sehingga bisa kembali sebagai leading company di bidang logistik,” jelas Endy.

Aspek lain yang tak kalah penting untuk menunjang eksistensi perusahaan dan menghadapi tantangan ke depan ialah pentingnya menerapkan manajemen risiko dan tata kelola. Sebagai direktur keuangan dan manajemen risiko, Endy mengaku fokus dengan domain hal yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu mengelola sisi keuangan dan sisi manajemen risiko.

Aspek tata kelola dalam kelangsungan hidup sebuah perusahaan juga harus dikembangkan. Dengan menyediakan aspek tata kelola ini, divisi keuangan dan managemen risiko akan mendukung kegiatan divisi-divisi lain dari sisi financing dan kebutuhan keuangan.

“Tata kelola itu menurut saya tidak perlu ditakuti. Sebetulnya kita hanya mengelola risiko, sehingga dalam sebuah perusahaan semua komponen karyawan di perusahaan itu harus paham risiko dari setiap tindakan yang kita lakukan, dan apa yang akan kita lakukan untuk memitigasi risiko. Manajemen risiko tidak boleh dianggap sebagai ancaman untuk memperlambat proses bisnis. Justru manajemen risiko adalah sebuah proses untuk memastikan bisnis berjalan dengan baik dan bisa sustainable. Nah karena keberadaan perusahaan itu kan harus sustainability, kuncinya kan di situ. Jadi kita harus on-going, kita ada di sini kan, (dengan keberadaan) Pos Indonesia sudah ada 277 tahun,” tutur Endy.

Manajemen risiko, menurut Endy, semestinya memang jadi perhatian yang sangat serius baik perusahaan swasta ataupun BUMN.

“Kita agak beruntung sebetulnya, karena risk management atau manajemen risiko itu menjadi hal yang strategis di level kementerian BUMN. Nah sehingga drive-nya buat saya jadi membantu sekali, karena ada drive dari pusat gitu ya, untuk memastikan bahwa aspek-aspek manajemen risiko menjadi perhatian utama dan bagian dari strategi besar BUMN. Nah sehingga ya mungkin pada taraf awalnya agak challenging gitu ya. Membiasakan orang-orang untuk terbiasa memikirkan risiko, terbiasa mencari mitigasinya,” kata Endy.

Strategi yang dilakukan Pos Indonesia tersebut dinilai berhasil. Terbukti pada tahun 2022, obligasi yang ditawarkan Pos Indonesia diminati masyarakat. Hal ini menjadi bukti Pos Indonesia tetap bernilai baik dan mendapat tempat di hati masyarakat. Reaksi pasar, menurut Endy, seharusnya Pos Indonesia sudah masuk ke pasar obligasi ini 10 tahun yang lalu.

“Sebetulnya kita terlambat masuk ke pasar saham. Nah, so far waktu kita masuk kita juga kaget. Ternyata kita tidak mengantisipasi pasar itu subscribe over subscribe sampai 4 kali,” kenang Endy.

Artinya, di pasar saham sebenarnya masih sangat potensial dan tidak perlu takut untuk mencoba terobosan-terobosan bisnis. 

“Kita menawarkan obligasi 500 miliar, ternyata total obligasi hampir 2 triliun yang ingin membeli. Ternyata masyarakat luas memperhatikan pergerakan positif Pos, profit yang baik, service quality yang bagus. Sampai hari ini posisi obligasi di pasar saham positif. Trading positif tetap di atas 100 persen. Artinya, orang memperdagangkan obligasi karena laku. Tahun depan rencananya kita akan masuk ke pasar obligasi. Rencananya 1,5 triliun (obligasi yang ditawarkan). Jadi kalau diperdagangkan berarti yang pegang dapat untung. Nah, itu testimoni pasar sebetulnya yang menunjukkan kepercayaan terhadap Pos Indonesia. Butuh effort besar, tapi kami juga punya kepercayaan diri besar karena sukses tahun lalu, dari perkembangan laba, revenue, dan bisnis kita. Kami yakin obligasi Pos yang akan datang cukup berhasil,” tuturnya.

Endy berharap dengan segala inovasi, transformasi teknologi, termasuk peningkatan pelayanan yang terus dijaga akan membuat Pos Indonesia mampu bertahan hingga berabad-abad ke depan.

Pada tahun 2023 ini, Pos Indonesia melakukan perubahahan logo brand menjadi PosIND. Perubahan ini untuk mempertegas bahwa layanan Pos Indonesia meninggalkan label konvensional atau old school-nya. Yang artinya tidak hanya bergerak di jasa pengiriman surat atau kurir saja.

 “Perubahan logo itu sebetulnya sesuatu yang istilahnya common street ,yang berhubungan langsung dengan rencana ke depan, Pos bukan perusahaan yang hanya mengirim surat. Pos sudah bergerak jauh tanpa disadari masyarakat. Kami punya anak perusahaan Pos Financial, Pos Logistik, dan Pos Pro. Nah, perubahan logo ini sebenarnya bukti nyata Pos bergerak dari perusahaan logistik, menjadi integrated logistic,” ujar Endy. 

“Harapan kami dengan perubahan logo, perbaikan service quality, implementasi digitalisasi teknologi yang semakin baik, semakin canggih, semoga apa yang sudah dilakukan Pos ini masyarakat paham dan kembali memakai service dan produk Pos Indonesia seperti di masa lalu,” pungkas Endy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement