REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Hadirnya Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) berdampak positif pada naiknya jumlah wisatawan ke destinasi yang ada di Provinsi Lampung. Wisatawan dari kota di Sumatra berkunjung ke Lampung terutama pada libur akhir pekan.
“Adanya jalan tol, saudara-saudara kita (Sumsel, Jambi, Bengkulu) banyak yang berkunjung ke Lampung,” kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada acara Refleksi Akhir Tahun Provinsi Lampung di Bandar Lampung, Senin (18/12/2023).
Dia mengatakan, wisatawan dari kota-kota di Sumatra yang berkunjung ke Lampung meningkat 123 persen dari tahun sebelumnya 2022. Artinya, kata Arinal, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lampung menempati urutan ketiga di Sumatra.
Mengenai hari kunjungan wisatawan tersebut, dia mengatakan lebih banyak pada libur akhir pekan, yakni hari Sabtu dan Ahad. “Kalau hari Sabtu dan Minggu sudah susah cari hotel di Lampung,” kata Arinal, mantan Sekdaprov Lampung.
Menurut dia, meningkatnya jumlah wisatawan ke Lampung untuk berwisatawan bahari (laut/pantai, pulau, dan alam) berdampak positif pada perekonomian daerah. Hal ini pertanda positif bergejolaknya perekonomian di masyarakat.
Ke depan, dia berharap setelah meningkat jumlah wisatawan ke destinasi wisata di Lampung, maka perlu ditingkatkan infrastruktur baik jalan maupun sarana prasarana destinasi wisata. Hal tersebut sebagai wujud mendukung keberadaan wisata di Lampung.
Selain infrastruktur jalan dan jembatan, Arinal juga mengatakan perlu ditingkatkan jumlah penerbangan dari Bandar Lampung ke Krui, karena hal ini berdampak pada minat wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Kabupaten Pesisir Barat.
Nur Aslam, pemilik moda transportasi wisata di Bandar Lampung mengaku masih mengeluhkan infrastruktur jalan menuju tempat wisata laut. Masih banyak jalan berlubang yang dibiarkan sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas, pada saat jumlah kendaraan meningkat akhir pekan.
Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka
“Yang terpenting dalam pariwisata itu jalannya mulus, agar pengunjung betah dan ingin kembali lagi. Tapi, kalau jalan banyak lubang, becek di tempat wisata, banyak mengeluh,” kata Nur, yang juga pemandu wisatawan.
Selain itu, ia juga meminta pemerintah memperbaiki pengelolaan tempat-tempat wisata di Lampung terutama mengenai tarif masuk dan juga tarif parkir kendaraan. Sekarang ini, masih berkeliaran calo dan juga tukang parkir ilegal yang aslinya preman agar dapat ditertibkan.
“Kalau masuk tempat wisata banyak yang menarik (mengutip) uang kepada sopir, uang inilah uang itulah, keamanan dan sebagainya,” ujar Nur.