Senin 18 Dec 2023 17:29 WIB

Zionis Israel Anomali PBB dan HAM, Catatan Peringatan Hari HAM Ke-75

PBB tak mampu menghentikan dehumanisasi yang dilakukan Zionis Israel di Gaza.

Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza tiba di sebuah rumah sakit di Khan Younis pada Jumat (8/12/2023).
Foto:

75 Tahun Upaya PBB untuk Palestina

Selama PBB masih memakai formasi 1945 di Dewan Keamanannya, maka sulit untuk menciptakan perdamaian di Palestina dan dunia sesuai amanat yang tercantum dalam preambul Piagam PBB. Karena itu PBB harus segera melakukan amandemen Piagam PBB untuk reformasi. Sekjen PBB, Antonio Guterres sendiri telah mendorong upaya-upaya reformasi ini. Sedangkan di Indonesia, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim menjadi salah satu tokoh yang memandang reformasi DK PBB sangat penting dan mendesak.

Reformasi paling penting adalah terhadap komposisi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Postur dan komposisi PBB khususnya Dewan Keamanan tidak lagi dapat mengakomodir polarisasi anggota PBB yang disebut oleh Antonio Guterres sebagai multipolar. Sistem kelembagaan PBB saat ini terjebak pada realitas masa lalu pasca perang Dunia Kedua. Itu sudah usang dan tidak mampu lagi mengakomodir perkembangan zaman saat ini.

Anggota tetap Dewan Keamanan PBB tidak bisa hanya 5 negara pendiri, perlu ditambah menjadi setidaknya 7 negara. Amerika, Inggris, dan Perancis adalah representasi dari Blok Barat, sedangkan Uni Soviet (sekarang Rusia) dan China representasi dari Blok Timur. Maka tambahan 2 negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu adalah negara yang merepresentasi dunia Islam.

Pada peringatan ke 75 tahun ini, Deklarasi HAM ditandai dengan tragedi dan ironi di Gaza dan Palestina. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, Zionis Israel telah membunuh 17.700 rakyat Palestina. Diantara mereka 7870 adalah anak-anak, 6121 perempuan. Zionis Israel melukai 48.780 rakyat Palestina. Diluar angka-angak itu, 7780 masih dinyatakan hilang.

Usia Deklarasi Universal HAM kurang lebih sama dengan entitas Israel yang dideklarasikan pada 14 Mei 1948. Itu artinya Israel sudah menjadi anomali HAM dalam peristiwa Nakba sejak sebelum Eleanor Roosevelt membacakan Deklarasi HAM di Paris. Zionis Israel terus melakukan pelanggaran terhadap Deklarasi Universal HAM sampai hari ini. Belum ada tanda-tanda akan berhenti.

PBB selama 75 tahun juga telah ‘berusaha’ menghentikan Zionis Israel dengan solusi dua negara-nya, sesuai partition plan 1947. Hasilnya adalah anomali. Wilayah Palestina terus menyusut setiap hari, mimpi jutaan rakyat Palestina yang terusir ke berbagai belahan dunia untuk pulang semakin tidak jelas, Al Quds (Yerusalem) dan Masjid Al Aqsa sebagai puncak perjuangan rakyat Palestina terus dikuasai dan dinistakan, dan solusi dua negara seolah-olah hanya menjadi mitos.

Jumlah rakyat Palestina yang terbunuh dan terusir oleh Zionis Israel yang begitu banyak belum bisa meyakinkan para pemimpin dunia untuk melakukan langkah yang luar biasa menghentikan kedzaliman Zionis Israel. Entah sampai kapan. Apakah menunggu jumlah korban rakyat Palestina menjadi 6 juta, sehingga Zionis Israel puas, setara dengan klaim 6 juta Yahudi yang dibunuh pada masa holokaus oleh Nazi? Selamat Hari Hak Asasi Manusia Sedunia untuk seluruh umat manusia, kecuali Zionis Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement