REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai debat perdana calon presiden (capres) sudah berjalan baik. Namun mereka memberi catatan, agar adanya tambahan sesi khusus antarkontestan untuk saling sanggah terkait satu tema, tanpa perlu diinterupsi oleh moderator.
"Kemudian saling menanggapi, itu akan menampilkan suatu substansi yang sangat baik. Dan sebenarnya itu akan menarik kalau dimulai dari debat cawapres pada tanggal 22 Desember 2023," ujar Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2023).
Menurut Hasto, debat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut masih terkesan sebagai forum tanya jawab. Jika ada sesi khusus untuk saling bertanya dan menyanggah, itu akan menggambarkan pemikiran dari kontestan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Ke depan substansi debat yang original, tetapi tetap berkultur Indonesia. Artinya tidak boleh menyerang pribadi, tidak boleh menyerang misalnya terkait keluarganya, itu harus dikedepankan," ujar Hasto.
Debat pertama dan kedua digelar pada tanggal 12 dan 22 Desember 2023. Debat ketiga dan keempat diselenggarakan pada 7 dan 21 Januari 2024. Sementara itu, debat terakhir berlangsung pada 4 Februari 2024. Lima kali debat capres-cawapres tersebut dilaksanakan di Jakarta.
Debat capres akan dilangsungkan tiga kali, sedangkan debat cawapres dua kali. Walau begitu, pasangan capres-cawapres harus hadir pada lima kesempatan debat itu. Adapun tema debat pertama meliputi pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
Tema debat kedua adalah ekonomi yang mencakup ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Tema debat ketiga adalah pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik. Kemudian tema debat keempat adalah pembangunan keberlanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Elektabilitas Ganjar-Mahfud dievaluasi...