Selasa 05 Dec 2023 22:10 WIB

PVMBG Pantau 24 Jam Gunung Api Aktif di Indonesia

Indonesia memiliki 127 gunung api di sejumlah wilayah.

Sejumlah murid SD berada di depan sekolahnya sebelum ujian saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah murid SD berada di depan sekolahnya sebelum ujian saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM memantau selama 24 jam gunung api aktif di Indonesia, yang menunjukkan peningkatan aktivitas dalam beberapa hari terakhir, melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA).

"Hingga saat ini, 68 gunung api dipantau secara terus-menerus melalui 75 pos pengamatan gunung api di seluruh Indonesia, sebagai salah satu mitigasi erupsi gunung api. Aktivitas ini dipantau terus-menerus selama 24 jam," ujar Kepala PVMBG Kementerian ESDM Hendra Gunawan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Baca Juga

Menurut dia, erupsi dapat berdampak luas bagi penduduk di sekitarnya, yang tercatat 4,5 juta jiwa bermukim dan beraktivitas di sekitar gunung api aktif, sehingga risiko bencana sangat besar.

"Kami secara rutin menyampaikan informasi dan berkoordinasi dengan adanya aktivitas gunung api tersebut kepada para pemangku kepentingan terkait," terangnya.

Berdasarkan pemantauan dan monitoring, hingga akhir November 2023 tercatat gunung api pada Level III (Siaga) sebanyak tiga gunung yaitu Anak Krakatau, Merapi, dan Semeru, dan Level II (Waspada) sebanyak 18 gunung api. Sementara itu, gunung api Level I (Normal) ada 47 gunung api yang kondisinya belum menunjukkan peningkatan aktivitas.

Hendra mengatakan, banyaknya aktivitas gunung api di Indonesia dipengaruhi letak Indonesia pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia, yang bergerak saling bertumbukan.

"Proses penunjaman atau subduksi mengakibatkan pelelehan batuan kerak bumi, bagian batuan meleleh mempunyai berat jenis lebih ringan dibandingkan batuan sekitarnya, sehingga bergerak mengapung menuju permukaan, kemudian membentuk gunung api," katanya.

Ia melanjutkan, proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak bercampur dengan batuan mantel, sebagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadi erupsi secara periodik dari gunung api.

Di Indonesia tersebar 127 gunung api atau 13 persen jumlah gunung api di dunia. Gunung api tersebut membentuk busur kepulauan, dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, dan Kepulauan Sangir Talaud.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement