REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, mengaku sudah menyiapkan beragam cara untuk menghadapi musim hujan. Seperti, penyiagaan satgas di lapangan, operasional pompa, baik stationer maupun pompa mobile.
"Kami terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak, seperti BPBD DKI Jakarta, DLH (dinas lingkungan hidup) DKI, para wali kota, camat, lurah, hingga RT/RW serta stakeholder lainnya untuk penanganan banjir," kata Ika dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (30/11/2023).
Adapun sarana dan prasarana penanganan banjir yang disiagakan oleh Dinas SDA DKI adalah pompa stationer sebanyak 578 unit di 202 lokasi, alat berat sebanyak 251 unit, dan pompa mobile sebanyak 557 unit. Kemudian, pintu air sebanyak 845 unit di 589 lokasi dan pasukan biru sebanyak 4.189 personel.
"Kami turut melakukan upaya imbauan kepada seluruh stakeholder dan masyarakat melalui media sosial serta ajakan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan saluran air, mulai dari selokan depan rumah hingga kanal/sungai, dan tidak membuang sampah sembarangan,” kata Ika.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI, Isnawa Adji mengatakan, pihaknya menyiagakan 267 personel petugas penanggulangan bencana/tim reaksi cepat (TRC) di setiap kelurahan Jakarta. Hal itu sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana.
"BPBD DKI Jakarta terus menyebarluaskan informasi cuaca terkini dan kondisi tinggi muka air (TMA) kepada masyarakat melalui kanal media sosial dan website bpbd.jakarta.go.id. Kami juga memberikan informasi peringatan dini terkait kenaikan TMA melalui disaster early warning system (DEWS) dan SMS blast," kata Isnawa.
Tidak hanya itu, sambung dia, jajaran BPBD DKI juga melakukan pengecekan sarana-prasarana penanggulangan banjir, meliputi tenda, perahu, ring buoys, jaket dan pelampung. Para personel juga melakukan simulasi pendirian tenda di 25 kelurahan rawan banjir serta kelurahan yang berpotensi rawan banjir.
"Masyarakat dapat melaporkan melalui aplikasi Jaki (Jakarta Kini) maupun kanal aduan resmi lainnya apabila mengalami kondisi banjir," kata Isnawa.