REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya membentuk warung TPID di pasar-pasar Kota Pahlawan untuk mengendalikan dan menstabilkan harga. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, tujuan pembentukan Warung TPID agar harga pasar terjamin atau kebutuhan pokok dijual sesuai HET.
"Maka sejumlah pasar di Surabaya dibuatkan warung TPID. Di Warung TPID itu, sementara kita menjual beras, minyak, dan gula," kata Eri, Rabu (29/11/2023).
Eri mengingatkan, apabila ada warga yang belanja ke pasar dan mendapati harga bahan pokok tidak sesuai HET, maka warga tersebut bisa langsung mencari Warung TPID. Pembentukan warung TPID, kata Eri, merupakan hasil diskusi TPID dengan semua stakeholder di Surabaya.
"Sehingga kita terus bersinergi untuk menjaga stabilitas harga di Surabaya. Insya Allah kalau kita bergerak bersama pasti bisa mengendalikan inflasi Surabaya," ujarnya.
Direktur Utama PD Pasar Surya, Agus Priyo mengatakan, Pemkot Surabaya melalui TPID terus berupaya menekan inflasi. Selain melakukan operasi pasar yang secara berkala digelar di pasar-pasar tradisional, TPID juga telah membuka gerai beras yang dinamai Warung TPID itu
Warung TPID ini akan dibuka di lima pasar tradisional di Kota Pahlawan. Adapun pasar-pasar tersebut yakni Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru, dan Pasar Tambahrejo. Empat pasar ini berada dalam pengelolaan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya. Sedangkan satu pasar lagi adalah pasar swasta.
"Ini adalah salah satu upaya dari Pemkot Surabaya untuk menekan atau mengendalikan inflasi, khususnya untuk komoditi beras. Di lima pasar ini didirikan Warung TPID,” kata Agus Priyo.
Menurutnya, dengan langkah tersebut, TPID Pemkot Surabaya bisa melakukan intervensi terhadap kenaikan harga atau kelangkaan komoditi. "Sebab, Warung TPID ini bisa mendistribusikan komoditi beras dari Bulog itu dari gerai kepada pedagang di pasar atau langsung ke masyarakat," kata dia.