Selasa 28 Nov 2023 16:15 WIB

Menkes: 50 Tahun Intervensi DBD Belum Pernah Berhasil Tekan Kasus, Wolbachia Beri Harapan

Frekuensi kesakitan DBD di Indonesia masih sangat tinggi.

Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi). Penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia menjadi strategi baru untuk mengatasi penularan kasus demam berdarah dengue di Indonesia.
Foto: www.freepik.com
Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi). Penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia menjadi strategi baru untuk mengatasi penularan kasus demam berdarah dengue di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan bahwa Indonesia masih belum belum berhasil menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga ambang batas minimal frekuensi kesakitan secara global. Selama 50 tahun terakhir, aneka intervensi DBD yang dijalankan tidak ada yang membuahkan hasil.

"Penanggulangan selama 50 tahun terakhir, Pemerintah sudah melakukan segala macam intervensi dan program, menghabiskan mungkin ratusan miliar sampai triliunan rupiah, tetapi kasus DBD tidak turun-turun," kata Budi dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI terkait Wolbachia, diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga

Budi mengatakan program yang dilakukan dalam kurun waktu tersebut meliputi intervensi lingkungan, vektor, dan manusia. Intervensi lingkungan dilakukan dengan cara mengurangi habitat larva seperti pembangunan pipa air, menguras, membersihkan, dan daur ulang wadah air.

Bentuk intervensi pada vektor dilakukan dengan cara penyemprotan zat kimia pembunuh larva. Lalu, ada penggunaan zat kimia pembunuh nyamuk dewasa menggunakan pengasapan.

"Sedangkan intervensi pada manusia dilakukan dengan cara mengubah perilaku dan tempat tinggal manusia, hingga pemberian vaksinasi dengue," tutur Budi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement