Selasa 28 Nov 2023 14:07 WIB

Seorang Ustadz di Bogor Meninggal Usai Rumahnya Longsor, Upaya Mitigasi Bencana Disorot

Ustadz Rahmat bersama istri tertimbun longsoran rumah saat bencana terjadi Ahad lalu.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andri Saubani
Longsor di sisi Jalan Raya Cihideung atau jalur alternatif Bogor-Sukabumi, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jumat (24/11/2023). Bencana banjir dan longsor mengancam sebagian wilayah di Bogor.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Satu unit rumah di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor terdampak longsor usai didera hujan deras pada Ahad (26/11/2023) sore. Dalam kejadian ini, dua orang meninggal dunia karena tertimbun material longsor.

Salah seorang korban tewas tertimbun longsor di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor diketahui bernama Rahmat (38 tahun), merupakan ustadz di wilayah setempat. Kejadian Rahmat tertimbun longsor pada Ahad (26/11/2023) sore, rupanya bersamaan dengan waktu pengajian malam Senin sedang berlangsung.

Baca Juga

Kakak korban, Hasan, menyaksikan sendiri rumahnya tertimbun longsor di bagian kamar ketika ia pulang dari pengajian. Sedangkan Rahmat dan istrinya, Eva (35), tewas tertimbun longsor di kamarnya.

“Iya (lihat rumah longsor) pas pulang ngaji, abis pengajian. Kan pengajian di sini malam Senin, sudah pulang pengajian, langsung lihat rumah sudah longsor,” kata Hasan, Senin (27/11/2023).

Melihat kondisi tersebut, keluarga Hasan pun menangis histeris. Ia pun meminta bantuan warga sekitar untuk menggali reruntuhan longsor untuk mencari Ustadz Rahmat dan istrinya.

Sekitar setengah jam kemudian, sambung Hasan, pasangan suami istri itu ditemukan karena posisi timbunannya tidak terlalu dalam. Kedua korban kemudian dibawa ke puskesmas menggunakan mobil losbak.

“Dia ditemukan di kamar sama istrinya. Senin pagi sudah dimakamkan,” ucapnya. 

Pada Senin siang kemarin, Bupati Bogor Iwan Setiawan, bertakziah ke rumah korban pada Senin (27/11/2023) siang. Karena korban belum memiliki anak, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memberi bantuan berupa pengganti alat rumah tangga yang rusak. Keluarga korban juga mendapat bantuan uang sebesar Rp 20 juta untuk meringankan keperluan sepeninggal korban.

“Mudah-mudahan ini meringankan beban yang berduka. Dan kegiatan di kita ini ada tahlil, mudah-mudahan bisa meringankan biaya keluarga yang akan membuat kegiatan tahlil itu sampai 40 hari,” ujarnya.

 

Sebagai langkah tindak lanjut, Iwan juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melakukan asesmen di lokasi kejadian. Mulai dari rehabilitasi rumah, hingga perbaikan tembok penahan tanah (TPT) yang rawan ambruk.

“Karena ini masih rawan, mungkin kami minta DPKPP atau BPBD buat status bencana karena ini ada korban untuk mengeluarkan anggaran biaya tidak terduga (BTT). TPT akan kita bangun di empat titik Dramaga ini. Juga akan kami rehabilitasi rumahnya,” kata Iwan.

photo
Karikatur Nunggu Banjir Selesai - (republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement