Selasa 28 Nov 2023 10:25 WIB

Jejak Laskar Manguni, Ilmu Sihir dan Penolakan Terhadap FPI

Kemenag memastikan bentrokan di Bitung adalah masalah kriminal.

Laskar Manguni membawa pedang mengejar peserta Aksi Bela Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (25/11/2023).
Foto: Republika.co.id
Laskar Manguni membawa pedang mengejar peserta Aksi Bela Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (25/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Laksar Manguni diduga terlibat dalam aksi penyerangan terhadap kelompok bela Palestina di Bitung, Sulawesi Utara. Polisi pun telah menangkap setidaknya sembilan yang diduga terlibat kerusuhan tersebut. 

Dua pelaku terakhir yang ditahan terkait dengan penganiayaan dan perusakan ambulans. 

Baca Juga

"Dari tujuh tersangka sebelumnya yang sudah diamankan, sampai Senin malam ini bertambah lagi dua tersangka yaitu OK dan IG. Tersangka tersebut diduga sebagai pelaku di tempat kejadian perkara (TKP) 1 dengan korban atas nama Anto," kata Iis Kristian didampingi Dirreskrimum Polda Sulawesi Utara Kombes Pol Gani Siahaan.

Lantas siapa sebenarnya Laskar Manguni yang disebut-sebut terkait dengan insiden ini? 

Seperti dikutip buku yang ditulis Laurens Bakker berjudul  "Citizenship and Democratization in Southeast Asia" (2017), gerakan ini lahir setelah jatuhnya Soeharto bersama kelompok-kelompok haluan ekstrem lain. 

Brigade Manguni diambil dari salah satu kelompok dalam pemberontakan Permesta pada tahun 1958-1961. Seperti pendahulu mereka, kelompok ini juga menyiapkan latihan fisik dan ilmu-ilmu sihir atau magis dari adat setempat. 

Salah satu pemimpin kelompok ini yang cukup berpengaruh adalah Dicky Mangkoem, pria asal Manado yang sempat menjadi preman di Jakarta. 

Pulang ke daerah, ia membangun jaringan dengan pemerintahan setempat, otoritas keagamaan, dan preman lokal hingga membuat sebuah organisasi besar. Saat kerusuhan di Poso, gerakan ini juga mengirimkan anggotannya di bawah nama 'Kelelawar Hitam'. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement