Selasa 21 Nov 2023 02:04 WIB

Dinasti Nusantara Imbau Warga Genjot Pelestarian Adat Agar tak Tergerus Zaman

Menurut dia, gerakan masyarakat diperlukan untuk membentuk kepedulian.

Wasuemba Happy And Nice Festival bertajuk Pikama maano kampo (makan-makan kampung) dalam rangka HUT ke-44 Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara
Foto: Dok. Web
Wasuemba Happy And Nice Festival bertajuk Pikama maano kampo (makan-makan kampung) dalam rangka HUT ke-44 Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BUTON -- Pentingnya kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga adat istiadat, kesenian, maupun kebudayaan lokal serta memperkenalkan ke generasi selanjutnya supaya tidak punah tergerus oleh arus perkembangan zaman.

Hal ini diungkapkan oleh KPH Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukajannangngang Satrio Sasmito dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan selaku Koordinator Nasional Dinasti Nusantara usai menghadiri Wasuemba Happy And Nice Festival bertajuk "Pikama maano kampo (makan-makan kampung)" dalam rangka HUT ke-44 Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, seperti dinukil pada Senin (20/11/2023). 

Baca Juga

"Marilah kita mengembangkan kembali, marilah kita melestarikan kembali adat dan budaya di wilayah masing-masing," ucap dia.

Menurut dia, gerakan masyarakat diperlukan untuk membentuk kepedulian agar nilai-nilai adat maupun warisan budaya yang dimiliki bangsa bisa tetap hidup dan berkembang.

Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Wasuemba yang menyambut pagelaran adat, seni, dan budaya dikemas dalam menyambut HUT ke-44 Desa Wasuemba selama empat hari, 15-18 November 2023.

Desa Wasuemba merupakan salah satu desa di Kecamatan Wabula Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, memilik luas 4500 Ha dan masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat, kesenian, hingga kebudayaan.

Pada hari terakhir atau acara puncak, dimulai dengan acara tombak ikan secara massal atau tradisi pindoko , pikama maano kampo (makan-makan kampung), hingga penampilan pencak silat atau Manca dan Tarian Pajoge khas Buton sebagai simbol kegembiraan.

"Mudah-mudahan di desa-desa lainnya yang ada di Buton ini bisa melaksanakan acara semacam ini," ungkap dia.

Senada, Sultan Buton ke-40 YM La Ode Muhammad Izzat Manarfa yang turut hadir pada kegiatan itu merasa potensi-potensi daerah seperti ini perlu dibudidayakan dan diperkenalkan kepada khalayak ramai.

"Jadi kita hari ini menghadiri ulang tahun dari desa Wasuemba ini merupakan satu peristiwa yang bagus sekali ini akan tiap tahun diadakan," jelas YM La Ode Muhammad Izzat Manarfa.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement