Senin 20 Nov 2023 23:07 WIB

Politik dan Media Massa

Media massa harus menjaga keberimbangan di tengah eskalasi politik yang meningkat.

Farah Nabila Darwis
Foto: dokpri
Farah Nabila Darwis

Oleh : Farah Nabila Darwis, Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah konglomerasi media massa pada dasarnya adalah sebuah Partai politik raksasa sendiri. Ini sesuai dengan definisi information is power, artinya siapa yang menguasai informasi dialah yang memiliki kekuatan/kekuasaan. Politik adalah pembentukan kekuatan dan pemanfaatan kekuatan, begitu sering dikatakan Bung Karno. Sementara itu banyak orang setuju bahwa informasi adalah kekuatan.

Menurut pakar opini publik Bernard Hennessy (1981), mengatakan bahwa politik adalah proses mempengaruhi dan membentuk opini publik. Opini publik adalah salah satu bagian atau bentuk dari informasi.

Baca Juga

Dalam praktiknya, di negara berkembang seperti Indonesia ketua umum atau tokoh karismatik Partai lebih menonjol dari pada Partainya. Bahkan sang tokoh itu sendirilah Partai politik itu. Publik lebih mengenal sebuah Partai politik dari buah pikiran, pernyataan, sikap dan penampilan tokohnya di depan publik.

Strategi dalam memasarkan Partai politik adalah bagaimana mengkomunikasikan atau menyampaikan informasi kepada publik visi dan misi partai melalui tokoh-tokohnya dan pelaksanaan program kerjanya agar lebih dimengerti, diterima dan didukung oleh sebanyak mungkin publik. Tidak hanya secara lisan, tulisan, dan gambar, tetapi juga tindakan nyata yang kemudian disiarkan melalui media massa untuk mencapai publik yang lebih luas.

Informasi tentang Partai disampaikan tidak hanya dalam bentuk berita dan ulasan, tetapi juga iklan. Disamping dalam bentuk pernyataan secara lisan, tulisan dan gambar melalui media massa, perlunya dikomunikasikan dengan tindakan nyata dilapangan kepada publik atau calon pemilih.

Menurut data dari Digital 2023 Indonesia yang disusun We Are Social, Instagram memiliki 184,2 juta pengguna, Facebook 178,5 juta pengguna, dan Tiktok 150,8 juta pengguna. Setidaknya ada tiga kanal media sosial yang menjadi rujukan utama belanja politik saat ini. Beriklan di media sosial menjadi salah satu jurus dalam menjaring pemilih potensial, terutama menjelang Pemilu 2024.

Sebuah Partai politik perlu memiliki edia massa sebagai corongnya. Memiliki media massa sendiri lebih menguntungkan daripada mengandalkan orang lain. Partai politik bisa mengontrol kebijakan redaksional media massa tersebut. Apalagi jika media massa yang dimiliki itu tersebar diseluruh wilayah dan diintegrasikan dalam satu holding company.

Komunikasi efektif (effective comunications) perlu dilakukan baik melalui media massa maupun non media massa. Komunikasi yang bisa menggerakan sasarannya untuk melakukan apa yang diinginkan penyampai komunikasi ada tiga tahap diantaranya pengertian (understanding), penerimaan (acceptance), dan dukungan (support).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement