Kamis 16 Nov 2023 16:39 WIB

Politikus Demokrat Kami Mengusung Tema Perubahan dan Keberlanjutan

Demokrat menekankan pemilu yang jujur dan adil.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan mengatakan, sampai saat ini partainya masih mengusung perubahan. Tapi, tidak lagi perubahan dan perbaikan, tapi perubahan dan keberlanjutan.

"Jangan lupa kami Demokrat sekarang masih tetap perubahan, perubahan dan keberlanjutan, mirip-mirip ya," kata Syarief, Kamis (15/11).

Hal itu disampaikan saat membuka paparan saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar KWP DPR RI. Terkait pemilu, ia menekankan, melalui pemilihan umum semuanya bertekad membawa bangsa ini menjadi lebih baik.

Maka itu, ia menyampaikan, kalau ada sisi-sisi yang dinilai masih kurang baik tentu perlu diperbaiki ke depan. Syarief mengaku bersyukur, partai sudah melewati berbagai tahapan-tahapan, termasuk yang kontroversial. "Itu bagian dari demokrasi," ujar Syarief.

Ia menegaskan, siapapun tetap harus berusaha mewujudkan pemilu yang memenuhi prinsip-prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Bahkan, Syarief sepakat tentang pelaksanaan pemilu harus pula terpuji. Karena itu merupakan komitmen bersama. 

"Sekarang tahap pengambilan nomor sudah kita lalui, ke depan rakyat harus mendapat pencerahan dari capres-cawapres untuk mendapat tanggapan dari masyarakat Bahwa inilah calon presiden dan calon wakil presiden yang paling tidak bisa saya harapkan ke depan," kata Syarief.

Untuk itu, ia menekankan, capres-cawapres memang harus mempersiapkan diri secara maksimal. Sebab, dari sana respon positif atau negatif masyarakat bisa terlihat kepada capres-cawapres yang berkontestasi.

Bagi Syarief, yang terpenting capres dan cawapres benar-benar akan menggambarkan harapan rakyat. Kemudian, mereka harus mampu memberi pencerahan kepada rakyat mau dibawa ke mana Indonesia ke depannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement