Senin 13 Nov 2023 15:40 WIB

Sikapi Perkembangan Teknologi, Pustakawan Harus Bertransformasi

Pustakawan juga harus meningkatkan kemampuannya terkait teknologi.

Pengunjung melihat katalog buku digital di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pengunjung melihat katalog buku digital di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan Artificial Intelligence (AI) dinilai sudah sedemikian matangnya. Generasi AI menjadi platform baru di dalam interaksi manusia dengan pengetahuan dan interaksi antara manusia dengan sumber corpus ilmu pengetahuan yang sangat besar di dunia ini. 

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbud, Nizam, menyebutkan Chat GPT juga bisa berkomunikasi dan bertanya dengan memberikan jawaban yang belum tentu benar tetapi seolah-olah benar karena dikemas dalam generasi AI. "Seperti manusia yang menjawab pertanyaan kita sehingga hal ini menghasilkan kebenaran halusinasi yang tentu membutuhkan kehati-hatian kita semua," ujarnya saat menjadi Keynote Speech Konferensi Internasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) kedua.

Transformasi digital dan kemajuan teknologi harus direspon secara bijak, sekaligus juga secara cerdas. Karenanya, ujar Nizam, kehadiran perpustakaan saat ini sangat penting. "Justru dengan kemajuan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat saat ini dan sumber ilmu dari dunia maya yang sangat besar ukurannya, ini menjadikan kita kembali memerlukan perpustakaan sebagai tempat penjaga corpus pengetahuan yang terkodifikasi," katanya.

Sebagai pusat pengetahuan yang tervalidasi, tugas pustakawan menghadapi tantangan yang semakin tinggi. Dia mengatakan kehadirannya masih sangat relevan dengan kebutuhan bahkan ketika teknologi informasi sudah semakin pesat saat ini. 

Namun demikian ini membutuhkan keberanian dari para pustakawan untuk juga bertransformasi sehingga pemanfaatan teknologi dan platform-platform yang ada bisa memperkuat. "Para pustakawan dan seluruh insan di bidang perpustakaan harus selalu meng-upgrade diri dan kompetensinya agar layanan perpustakaan relevan dengan kemajuan zaman," ujarnya.

Advisor and Global Relations, National University of Singapore (NUS), Lee Cheng Ean mengatakan masyarakat saat ini hidup di masa industri dan perkembangan teknologi yang sangat signifikan. Education Reforms dilakukan oleh NUS sehingga mempengaruhi perpustakaan dalam mengembangkan layanannya. "Pustakawan juga harus meningkatkan kemampuannya terkait dengan teknologi," ucapnya.

Menurut dia perpustakaan NUS selalu memperhatikan tren terkini di dunia global yang berpengaruh pada pembelajaran dan pengajaran. Termasuk penyusunan strategi 2023-2027 seperti talent management strategy, digital strategy, communication and engagement strategy. "Terdapat berbagai macam layanan yang berbasis teknologi yang telah diterapkan di perpustakaan NUS dalam proses pembelajaran dan pengajaran," jelasnya.

Ketua FPPTI, Mariyah, menyampaikan perpustakaan maupun pustakawan dituntut beradaptasi terhadap perubahan disruptif masa kini. Caranya dengan melakukan inovasi dan kreativitas serta melakukan redefinisi terhadap fungsi dan peran perpustakaan serta pustakawan. 

"Dengan inovasi dan kreativitas, fungsi dan peran perpustakaan dan pustakawan akan terlaksana secara kontekstual dan up to date," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement