Rabu 08 Nov 2023 14:32 WIB

Dicegah Bepergian ke Luar Negeri, Febri Diansyah Mengaku Belum Dapat Pemberitahuan Resmi

Febri diduga dicegah ke luar negeri bersama dua nama advokat lainnya.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus raharjo
Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo, Febri Diansyah menjawab pertanyaan wartawan setibanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (12/10/2023). Febri Diansyah datang untuk memberikan pendampingan hukum pada mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pasca dijemput paksa oleh KPK.
Foto:

"Karena dibutuhkannya keterangan berbagai pihak sebagai saksi untuk melengkapi alat bukti dalam berkas perkara penyidikan tersangka SYL dkk, KPK saat ini telah ajukan cegah terhadap tiga orang untuk tidak melakukan perjalanan keluar negeri pada Ditjen Imigrasi Kemenkumham RI. Pihak dimaksud adalah advokat," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Rabu.

Pengajuan cegah terhadap ketiga orang ini merupakan yang pertama dan berlaku untuk enam bulan kedepan. KPK dapat memperpanjang masa cegah sesuai dengan kebutuhan proses penyidikan.

"KPK ingatkan agar kooperatif hadir dalam setiap agenda jadwal pemanggilan dari tim penyidik," ujar Ali.

KPK menetapkan tiga tersangka dalam kasus korupsi di Kementan. Mereka adalah Syahrul Yasin Limpo (SYL), Sekjen Kementan Kasdi Subagyono serta Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta.

KPK lebih dulu menahan Kasdi pada Rabu (11/10/2023). Sedangkan, SYL dan Hatta baru ditahan pada Jumat (13/10/2023) seusai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka.

Dalam kasus ini, SYL diduga membuat kebijakan personal untuk meminta setoran dari para ASN eselon I dan eselon II di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan). Eks gubernur Sulawesi Selatan ini menentukan nominal uang yang harus disetorkan sebesar 4.000-10 ribu dolar Amerika Serikat.

Uang itu kemudian diserahkan setiap bulan ke SYL melalui dua anak buahnya, yakni Kasdi dan Hatta. Penyerahan tersebut dilakukan dalam bentuk tunai, transfer rekening bank hingga barang maupun jasa.

Seluruh uang yang disetorkan selanjutnya digunakan oleh SYL untuk memenuhi kebutuhan pribadi, termasuk keluarga intinya. Penggunaan ini pun diketahui oleh Kasdi dan Hatta, di antaranya untuk membayar cicilan kartu kredit dan cicilan pembelian mobil Alphard milik SYL, perbaikan rumah pribadi, tiket pesawat bagi keluarga, hingga pengobatan dan perawatan wajah bagi keluarga yang nilainya miliaran rupiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement