REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap alasannya menggelar jamuan makan siang bersama dengan tiga calon presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin (30/10/2023). Ia mengatakan, jamuan makan siang bersama tersebut dilakukan untuk memberikan pesan bahwa perbedaan pilihan politik dan kompetisi merupakan hal yang wajar.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di pembukaan rakornas penyelenggara pemilu di Jakarta, Rabu (8/11/2023). "Beberapa waktu yang lalu saya mengajak capres-capres untuk makan siang bersama untuk memberikan pesan bahwa demokrasi itu begitu, bersaing silakan, berkompetisi silakan, kompetisi itu biasa dan wajar perbedaan politik perbedaan pilihan itu juga biasa dan wajar," ujar Jokowi.
Meskipun berbeda pilihan politik, Jokowi meminta masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan dan persatuan bangsa. Perbedaan pilihan politik, menurut dia, tidak boleh mengorbankan persatuan bangsa.
"Jangan sampai yang di atas sudah makan-makan bersama yang di bawah di daerah masih ribut-ribut, ini yang perlu kita jaga bersama-sama, kita harus ingat bahwa kerukunan bahwa persatuan bangsa ini tidak boleh dikorbankan," kata Jokowi.
Jokowi juga menegaskan agar kondusifitas bangsa dan stabilitas keamanan tetap harus dijaga bersama. Ia pun meyakini, demokrasi di Indonesia saat ini sudah semakin berkualitas.
Selain itu, masyarakat juga semakin bijak dan dewasa dalam menentukan pilihannya. Menurut dia, penyelenggaraan pemilu harusnya dilakukan dengan penuh kegembiraan dan suka cita, bukan kekhawatiran dan keresahan.
"Pemilu adalah pestanya rakyat, harusnya rakyat itu bergembira, harusnya rakyat itu dalam berpesta itu bersukacita, bukan kekhawatiran bukan keresahan bukan kerisauan yang hadir, tetapi kegembiraan dan sukacita," ujar dia.
Karena itu, Jokowi meminta semua pihak, termasuk Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum agar bersama-sama menjadikan pemilu sebagai ajang konsolidasi yang menghasilkan gagasan dan ide taktis serta solusi yang baik demi kemajuan bangsa dan negara.