Senin 06 Nov 2023 00:04 WIB

Penyaluran KUR di Sulsel per September 2023 Capai Rp 10 Triliun

Sektor pertanian dan serta perdagangan masih jadi penerima KUR terbesar.

Petani menyemprot tanaman padi di area persawahan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (30/9/2022) (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Arnas Padda
Petani menyemprot tanaman padi di area persawahan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (30/9/2022) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Sulawesi Selatan (Sulsel) Supendi menyebutkan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di daerah itu hingga akhir September 2023 mencapai Rp 10 triliun.

"Untuk pencairan KUR hingga akhir September 2023 sudah mencapai Rp 10 triliun dengan debitur hampir mencapai 100 ribu. Kalau penyaluran KUR khusus untuk September itu Rp 1,37 triliun, sehingga total semua Rp 10 triliun," ujar Supendi di Makassar, Ahad (5/11/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan sektor usaha pertanian, perburuan dan kehutanan serta perdagangan besar dan eceran masih menjadi sektor terbesar penerima penyaluran KUR. Kemudian disusul bidang pengabdian masyarakat, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya; industri pengolahan; dan perikanan serta lainnya.

Selanjutnya sektor transportasi pergudangan dan komunikasi; real estat, bisnis persewaan, dan layanan bisnis; konstruksi; pelayanan kesehatan dan kegiatan sosial; layanan pendidikan; serta jasa pertambangan dan penggalian.

Sektor usaha pertanian, perburuan dan kehutanan mencapai Rp 4,1 triliun dan sektor perdagangan besar dan eceran Rp 3,7 triliun. Selanjutnya, sektor sosial, budaya, hiburan dan jasa perorangan lainnya Rp 806,63 miliar dan industri pengolahan Rp 485,63 miliar. Sektor perikanan mendapat Rp 418,50 miliar dan sektor lainnya sebesar Rp 489,31 miliar.

Salah satu penerima KUR, Angel, pelaku UKM kerajinan kain tenun khas Toraja, menyatakan pinjaman KUR yang didapat dari BRI menjadi modal untuk mengembangkan usahanya. Bagi Angel, modal ventura merupakan salah satu penentu berkembangnya usaha, sekaligus membuka peluang bagi pelaku UKM untuk terus mengembangkan usahanya.

Sebagai pelaku UKM binaan BRI, kepercayaan perbankan kepadanya bukan tanpa alasan. Angel membuktikan bahwa konstruksi yang diberikan BRI sangat bermanfaat melalui berbagai karya yang dihasilkan. "Syukurlah karena pinjaman ini bisa menambah pembelian bahan, sehingga kami bisa membuat kerajinan lagi dan memasarkannya," ujar perempuan berusia 59 tahun ini.

Sebagai perajin, Angle berhasil membukukan pendapatan sekitar Rp 12 juta per bulan dengan omzet Rp 20 juta per bulan. Sedangkan di bulan lain, penghasilannya berkisar Rp 8 juta - Rp 10 juta per bulan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement