REPUBLIKA.CO.ID, DENPASARA -- Presiden Joko Widodo di sela-sela kunjungan kerjanya di Pulau Dewata menyempatkan diri santap siang sambil bertemu sejumlah tokoh Bali, seperti relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) dan anggota dewan untuk membahas kondisi politik hingga rencana pengembangan moda transportasi kereta layang ringan atau LRT.
“Jadi Arus Bawah Jokowi diundang Pak Presiden untuk ngobrol-ngobrol santai sambil makan siang tadi. Lagi ada acara kemudian pas beliau jam makan siang mengajak teman-teman diskusi sambil bahas-bahas perkembangan nasional,” kata Ketum ABJ Michael F Umbas di Denpasar, Selasa.
Michael mengulang kembali percakapan mereka. Presiden Jokowi meminta agar politik tak dibuat rumit, bahkan dari pertemuannya dengan para kandidat calon presiden di Istana Merdeka, Senin (30/10), Jokowi melihat suasana antarkontestan baik dan akrab.
Tak ada arahan khusus dari Presiden Jokowi ke kelompok relawannya itu. Arus Bawah Jokowi berhak memiliki sikap sendiri.
Meski demikian, Michael dan kelompoknya mengaku sudah bulat menyatakan dukungan untuk pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan keputusannya disampaikan langsung kepada Jokowi.
“Kami lebih kepada sosok Mas Gibran sebagai jaminan masa depan anak-anak muda. Kalau itu bisa terjadi dan ini akan membuka jalan lebar bagi politik anak muda,” ujarnya
“Dan presiden juga menyampaikan ya memang termasuk kepala daerah-kepala daerah pun di semua partai ya memang harus diberikan kesempatan,” sambung Michael.
Sementara itu, kepada Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry, mantan Wali Kota Solo itu lebih banyak membahas perekonomian Bali yang tumbuh baik pascapandemi COVID-19, dan wisatawan maka dibutuhkan transportasi penunjang dan pengurai kemacetan.
“Saya bersama Pj Gubernur Bali menyampaikan permohonan agar LRT bisa segera diwujudkan, dan beliau merespon sangat baik, LRT sampai dengan di Central Parkir (Kuta) diusahakan segera dan Pj Gubernur mengusulkan agar bisa melewati Seminyak mengurai kemacetan di sana,” kata dia.
Presiden Jokowi juga menjelaskan kepada tokoh Partai Golkar itu bahwa dalam membuat LRT dibutuhkan dana cukup besar, untuk membangun jalur bawah tanah dibutuhkan dana Rp1 triliun per kilometer, sementara jarak yang akan dibangun 16 kilometer.
“Maka di butuhkan dana sekitar Rp16 triliun, beliau (Jokowi) akan mengkaji dengan kementerian terkait,” ujar Sugawa.
Pemprov Bali juga melaporkan soal kesiapan pelaksanaan peraturan daerah berkaitan dengan pungutan bagi wisatawan asing sebesar Rp150 ribu, di mana sesuai keinginan Presiden dana tersebut sepenuhnya akan digunakan untuk penanganan sampah dan pelestarian budaya.
IB Rai Dharmawijaya Mantra, selaku mantan Wali Kota Denpasar sebagai pemilik restoran yang dikunjungi Presiden Jokowi turut merasa senang, meski tak mencatat nominal belanja presiden, ia merasa turut mendapat rejeki.
“Yang penting ada benefitnya, juga mudah-mudahan tambah ramai juga, tadi ada (hidangan) ayam betutu, sop buntut, sayur kalas, kerang, ikan, hampir semua menu, saya tidak lihat makan apa tapi sepertinya beliau cicipi semua,” kata dia.
Sebelum bertemu tokoh-tokoh di Denpasar, Presiden Jokowi terlebih dahulu di Gianyar mengunjungi SMKN 3 Sukawati, Pasar Bulan, dan Balai Budaya Batubulan, dan setelah makan siang melanjutkan agenda kerjanya di Nusa Du