Selasa 31 Oct 2023 15:13 WIB

Kemenkes: Kasus Cacar Monyet Kini 27 Kasus, Sudah Menyebar ke Bandung

Kemenkes sebut ada jumlah 27 kasus cacar monyet dan sudah menyebar hingga ke Bandung.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas menunjukkan vaksin cacar monyet. Kemenkes sebut ada jumlah 27 kasus cacar monyet dan sudah menyebar hingga ke Bandung.
Foto: Sholten Singer/The Herald-Dispatch via AP
Petugas menunjukkan vaksin cacar monyet. Kemenkes sebut ada jumlah 27 kasus cacar monyet dan sudah menyebar hingga ke Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox (mpox) terkonfirmasi terkini berjumlah 27 kasus. Di mana, 21 kasus terkonfirmasi berada di wilayah DKI Jakarta dan sisanya tersebar di Bandung, Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang.

“Dari 27 kasus konfirmasi, ada di Bandung satu kasus, Tangerang Selatan dua kasus, Kabupaten Tangerang dua kasus, dan satu kasus di Kota Tangerang. Sisanya di Jakarta,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Republika.co.id, Selasa (31/10/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, penanganan kasus monkeypox yang sudah tersebar ke luar wilayah DKI Jakarta akan dilakukan oleh dinas-dinas kesehatan terkait melalui fasilitas kesehatan setempat. Di mana, di fasilitas kesehatan itu akan dilakukan pemeriksaan kontak dan penanganan yang sama dengan yang dilakukan di DKI Jakarta berdasarkan surat edaran (SE) yang sudah disebarkan.

“Penanganan sama dinas kesehatan terkait melalui fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan kontak dan penanganan yang sama karena SE sudah disampaikan,” ujar dia.

Infeksi virus cacar monyet menjadi perhatian di banyak belahan dunia, termasuk Asia Tenggara. Penyakit yang mirip dengan cacar itu disebabkan oleh virus yang ditularkan dari hewan ke manusia dan dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan akan terus mengawal perkembangan kasus monkeypox di Indonesia.

“Kami terus bersinergi dengan pemerintah untuk memberikan penanganan terbaik bagi para pasien dan masyarakat. Diperlukan upaya berkelanjutan dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan,” kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI Moh Adib Khumaidi, Selasa (31/10/2023).

Dia menjelaskan, mpox dapat menular tidak hanya dari hewan ke manusia, tapi juga dari manusia ke manusia. Cepatnya penyebaran mpox secara global dia sebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti tingginya jumlah orang yang bepergian, perdagangan internasional hewan seperti monyet, munculnya jalur penularan baru dari manusia ke manusia.

“Khususnya melalui hubungan seksual lelaki seks lelaki (LSL). Lalu munculnya gejala yang tidak biasa, dan masih minimnya ketersediaan vaksin mpox di negara-negara berisiko tinggi. Lebih dari 90 persen kasus mpox di dunia dilaporkan pada populasi khusus, yaitu homoseksual dan biseksual,” kata dia.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan penyakit mpox ini sebagai darurat kesehatan masyarakat global pada Juli 2022. Laporan WHO juga menyebutkan ada kekhawatiran masalah mpox agak terabaikan di wilayah Asia Tenggara karena kurangnya akses terhadap fasilitas medis yang memadai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement