Ahad 22 Oct 2023 10:05 WIB

Apresiasi Diberikan untuk Penglipuran Bali yang Raih Predikat Desa Wisata Versi UNWTO 

Desa Penglipuran Bali raih predikat desa wisata terbaik dunia

 Penglipuran menjadi salah satu dari 54 desa wisata terbaik yang terpilih dari 260 kandidat desa terbaik dunia.
Foto: Dok Istimewa
Penglipuran menjadi salah satu dari 54 desa wisata terbaik yang terpilih dari 260 kandidat desa terbaik dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali, dalam daftar desa wisata terbaik dunia versi The United Nation World Tourism Organization (UNWTO). 

Penglipuran menjadi salah satu dari 54 desa wisata terbaik yang terpilih dari 260 kandidat desa terbaik dunia. Penghargaan prestisius ini diumumkan dalam sidang umum ke-25 UNWTO yang diadakan di Samarkand, Uzbekistan. 

Baca Juga

Penghargaan ini merupakan pengakuan bagi desa-desa yang menjadi teladan dalam memelihara keasrian kawasan pedesaan, melestarikan keanekaragaman budaya, nilai-nilai lokal, dan tradisi kuliner, serta menjaga keindahan alam. 

Kelian Desa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta, menerima penghargaan ini secara langsung dalam acara sidang umum ke-25 UNWTO tersebut. 

Di sela-sela pemberian penghargaan, I Wayan Budiarta menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan dari berbagai pihak, terutama Pelindo yang ikut mengembangkan dan mempromosikan Desa Wisata Penglipuran. 

Group Head Sekretariat Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Ali Mulyono mengatakan, penghargaan ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk BUMN, Desa dan masyarakat setempat, dapat menghasilkan perubahan positif. 

"Kami merasa bangga atas prestasi ini, dan pengakuan dari UNWTO juga menunjukkan betapa pentingnya kerjasama dalam mengembangkan destinasi pariwisata berkelanjutan," ujar Ali Mulyono, Sabtu (21/10/2023) dalam keterangannya. 

Salah satu daya tarik utama Desa Penglipuran adalah keberhasilan menjaga budaya dan adat yang tetap kuat hingga saat ini.  

Rumah-rumah di desa ini memiliki bentuk serupa dan teratur, menghiasi jalan utama desa yang panjang dan berjenjang. Setiap pekarangan dihiasi angkul-angkul (pintu gerbang khas Bali) yang saling berhadapan, menciptakan pemandangan yang memikat. 

Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini

Desa seluas 112 hektare ini sekarang memiliki spot wisata baru, yaitu hutan bambu yang ditata sebagai area wisata alami yang menjadi pilihan favorit baru wisatawan. 

Spot ini memberikan peluang ekowisata berkelanjutan. Lokasi tersebut memadukan unsur antara budaya Bali yang kental dan pelestarian ekosistem hutan bambu yang dianggap sakral oleh warga. 

Pada pertengahan Agustus lalu, Pelindo menyelenggarakan Program Relawan Bakti BUMN Batch IV di Desa Penglipuran, yang mengangkat tema Relawan Bakti BUMN untuk Hutan Bambu Indonesia Lestari.

Baca juga: Temuan Arkeologis Barat Ini Kuatkan 15 Fakta Kerajaan Saba yang Dikisahkan Alquran

Selama tiga hari, ke-20 relawan melakukan berbagai kegiatan dan menetap di rumah-rumah warga. Pada kesempatan itu, para relawan ikut menyelenggarakan upacara Kemerdekaan, yang dihadiri Deputi SDM, Wakil Direktur Utama Pelindo, Kalian Adat Desa Penglipuran, tokoh dan tetua desa, serta masyarakat.   

Relawan Bakti BUMN merupakan salah satu program populer Kementerian BUMN yang melibatkan desa binaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN serta 10 hingga 15 karyawan BUMN.   

Beberapa kegiatan utama saat itu antara lain penataan hutan bambu, dan workshop pemanfaatan bambu, mengajar di beberapa sekolah, memberikan edukasi terkait tour guide, fotografi dan pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan usaha menengah dan kecil (UMK) di Penglipuran.   

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement