REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Timur Iin Mutmainah memandang perlu kerja sama antara pemkot, TNI, dan Polri dalam mengantisipasi aksi tawuran pelajar dan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.
"Hal negatif bagi anak sekolah, seperti tawuran, narkoba, kekerasan terhadap anak, hingga kekerasan seksual terhadap anak sekolah perlu adanya kerja sama antara Pemkot Jaktim, TNI, dan Polri," kata Iin saat memimpin rapat koordinasi antisipasi terjadinya tawuran, kekerasan seksual anak, dan perempuan bagi anak sekolah di Kantor Wali Kota Jaktim, Selasa (18/10/2023).
Hal itu, dia melanjutkan, sebagai bentuk bahwa negara hadir dalam mengatasi hal negatif di dunia sekolah di Jakarta Timur.
Iin mengaku sudah memetakan wilayah yang rawan tawuran antarpelajar seperti di Kecamatan Jatinegara.
Oleh karena itu, ada beberapa upaya Pemkot Jaktim, antara lain, memberikan edukasi kepada pihak sekolah yang ditujukan kepada guru bimbingan konseling (BK) untuk memberikan edukasi langsung kepada siswa/siswi.
Selain itu, memberikan edukasi pencegahan kenakalan remaja kepada orang tua atau keluarga yang nantinya akan digelar di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) pada awal November 2023.
Ia memandang perlu penguatan kembali posko seperti sistem keamanan lingkungan (siskamling).
"Sangat efektif menurut saya, kami memulai upaya preventifnya, kami lakukan juga secara berkala penguatan edukasi kepada seluruh komponen dan jajaran," kata Iin.
Sebelumnya, Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur Iptu Sri Yatmini mengatakan bahwa kepolisian siap untuk mengantisipasi perilaku negatif siswa/siswi di sekolah.
Iptu Sri mengatakan bahwa pihaknya segera memberikan edukasi langsung kepada guru, anak sekolah, hingga orang tua untuk mencegah hal negatif yang mengarah pada kriminalitas.
"Ini tugas kita bersama. Kami ini menjadi alat negara untuk menyelamatkan anak-anak generasi bangsa, penerus bangsa," ujarnya.