REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan bahwa transformasi digital di Indonesia harus bisa menciptakan peluang ekonomi baru untuk menunjang sektor ekonomi domestik.
Saat menghadiri acara Entrepreneur Hub Wirausaha Muda di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Bali, Jumat, Teten mengatakan di tengah pesatnya transformasi digital saat ini, Indonesia masih berkutat pada sektor hilir, sehingga kurang membawa dampak yang besar bagi perkembangan ekonomi digital Indonesia.
"Pemainnya begitu banyak (di hilir), akhirnya ya crowded, nggak sehat persaingan bisnisnya. Di hulu, di sektor produksi kita kurang terarah. Masih sedikit aplikasi digital yang menciptakan peluang-peluang ekonomi baru seperti sektor agriculture, culture, industri, kesehatan dan lain sebagainya," kata Teten.
Padahal menurut Teten, alih teknologi bukan suatu yang sulit di era saat ini tinggal bagaimana memiliki road map atau strategi besarnya. Akibat dari ekonomi digital yang berorientasi pada hilir pun berimbas pada penguasaan ekonomi oleh pihak luar karena kepemilikan platform digital.
"Ini jangan sampai digital ekonomi yang cukup besar ini justru malah dikuasai atau revenuenya disedot keluar. Seperti yang terjadi di e-commerce 56 persen diambil oleh luar, digital media, mobilisasi seperti perusahaan transportasi yang lain separuhnya sudah diambil pihak luar. Belum dari logistik, tourism," kata dia.
Karena kesadaran itu, kata Teten pemerintah tengah membuat kebijakan transformasi digital untuk menyelamatkan penerimaan atau pendapatan oleh para pelaku bisnis yang bergerak di sektor ekonomi digital.
Kebijakan itu lahir untuk mengkaji ulang kebijakan digital ekonomi yang merugikan ekonomi domestik dan mewujudkan persaingan ekonomi yang sehat.
"Kita membuat kebijakan transformasi digital, kita perlu penguasaan di pengembangan teknologinya. Kedua, bagaimana regulasi itu melindungi market ekonomi digital kita jangan sampai revenuenya diambil oleh luar," katanya.
Kebijakan ekonomi digital itu penting dan mendesak mengingat ekonomi Indonesia saat ini terbesar di Asia Tenggara.
Teten menyebutkan ekonomi digital Indonesia saat ini mencapai Rp1.207 triliun dan ditargetkan mencapai Rp5.300 triliun pada 2030.
"Digital ekonomi kita di Asia Tenggara ini kita terbesar. Hari ini Rp1.207 tapi tahun 2030 itu, kita jadi Rp5.300 triliun," kata Teten.