Kamis 12 Oct 2023 08:47 WIB

SMKN Gratis di Jateng Era Ganjar Potensial Diterapkan Jadi Program Nasional

Pengamat sarankan Ganjar Pranowo evaluasi dulu SMK yang kualitasnya bagus.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kala melepas peserta didik kelas XII di SMKN Kota Semarang.
Foto: Dok. Smk
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kala melepas peserta didik kelas XII di SMKN Kota Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program SMKN gratis di Jawa Tengah (Jateng) yang digagas era Gubernur Ganjar Pranowo potensial bisa diaplikasikan di tingkat nasional. Pengamat pendidikan Doni Koesoema menyarankan agar capres Ganjar mengevaluasi dulu semua SMK yang ada di Indonesia jika menang pada 2024.

"Agar hanya yang benar-benar baik saja yang boleh beroperasi. SMK yang dilihat Pak Ganjar kebetulan adalah SMK bagus yang didukung industri. SMK di Kudus, misalnya, yang sudah bisa membuat animasi kelas dunia," kata Doni kepada wartawan di Jakarta dikutip Kamis (12/10/2023).

Program SMKN gratis digagas Ganjar sejak 2014. Hingga kini, SMKN Jateng telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa. Lulusan terdiri dari tuga SMKN Jateng yakni SMKN Jateng Semarang 825 lulusan, SMKN Jateng Pati 336 lulusan, dan 676 lulusan SMKN Jateng Purbalingga.

Tahun ini, SMKN Jateng meluluskan 258 siswa di angkatan ke-7 dari tiga kampus. Sebanyak 70 persen lulusan sudah terserap di dunia kerja. Rinciannya, sebanyak 113 lulusan diterima kerja, 22 lulusan diterima kuliah, 35 lulusan ikut kursus bahasa Jepang untuk kerja dan kuliah ke Jepang, 10 lulusan ikut kursus bahasa Jerman.

Tak berhenti di tiga sekolah, Ganjar menambah 15 SMK semiboarding di 15 kabupaten untuk menampung siswa unggul dari keluarga miskin. Ada 15 sekolah yang dinamakan SMK semiboarding karena 30 siswa yang lolos seleksi masih belajar dengan siswa reguler meskipun mereka tinggal di asrama.

Doni menyampaikan, tak semua SMK di Indonesia bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas. Ada banyak SMK yang beroperasi ala kadarnya. "Ganjar belum lihat kondisi SMK lain di Indonesia yang tidak memiliki guru yang kompeten dan peralatan memadai. Yang seperti ada hampir 60 persen total SMK," ucap Doni.

Sebelum mereplikasi program SMKN Jateng, menurut Doni, Ganjar juga perlu mengubah paradigma SMK yang seolah hanya memproduksi pekerja tanpa memperhatikan kebutuhan industri. Dia menyebut, pemerintah perlu membuat link and match antara kurikulum SMK dan industri.

Dengan begitu, lulusan SMK mudah terserap di dunia kerja. Doni tidak ingin kondisi SMK seperti sekarang, yang terkesan lulusannya tidak ada bedanya dengan lulusan SMA.

"Lulusan SMK pun juga tetap bisa masuk di perguruan tinggi? Karena perubahan paradigma ini penting agar kita tidak sekedar memperbanyak SMK, tapi tidak mampu menjaga kualitas. Jadinya seperti sekarang, pengangguran tertinggi ada di lulusan SMK," ucap Doni.

Saat berkunjung ke  SMKN Jateng di Jalan Brotojoyo, Semarang, Agustus lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat memuji program SMKN gratis yang diinisiasi Ganjar. Dia mengatakan program itu perlu dikaji Kemendikbud dan direplikasi di provinsi-provinsi lain.

Ganjar menyatakan siap mengaplikasikan program SMKN Jateng digagasnya ke tingkat nasional jika terpilih jadi presiden. Dia meyakini akses atas pendidikan bagi semua kalangan merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement