Rabu 11 Oct 2023 20:19 WIB

Kemarau Berkepanjangan, Air Bersih Disalurkan Ganjar Milenial Center ke Donggala

Kondisi kekeringan sudah terjadi lebih dari tiga bulan di Desa Toale.

Bantuan tandon dan air bersih untuk Dusun IV, Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
Foto: Dok. Web
Bantuan tandon dan air bersih untuk Dusun IV, Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, DONGGALA -- Warga Dusun IV, Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah merasa bersyukur telah mendapat bantuan tandon dan air bersih dari kelompok relawan Ganjar Milenial Center (GMC). Bantuan itu sangat diperlukan warga untuk kebutuhan sehari-hari mengingat kondisi desa sedang dilanda krisis air bersih saat musim kemarau terjadi belakangan. 

"Alhamdulillah senang sekali, bersyukur dapat air gratis, tidak capek lagi ke sungai panas-panas naik gunung turun gunung. Bantuan ini bermanfaat. Harapannya untuk Pak Ganjar pokoknya kita orang sini dukung Pak Ganjar," ujar salah seorang warga bernama Anjani (35), seperti dinukil pada Rabu (11/10/2023). 

Baca Juga

Kondisi kekeringan sudah terjadi lebih dari tiga bulan di Desa Toale. Akibatnya, warga mau tidak mau harus mengambil air ke sungai yang lokasinya cukup jauh dari permukiman. 

Sebagian mengambil air menggunakan kendaraan, sebagian lagi terpaksa berjalan kaki karena tidak memiliki kendaraan. Sementara itu, jika warga ingin memperoleh air bersih dengan cara praktis mereka harus membeli dengan kisaran harga Rp 80 ribu untuk satu drum. 

"Warga jemput air ke sungai, sungainya juga sudah agak kotor mau gak mau masyarakat tetap mengambil air di sungai karena masyarakat air. Jadi permintaan masyarakat yang diutamakan di sini air bersih," kata Anjani. 

Warga lainnya, Olen (31 tahun) juga mengungkapkan hal yang senada. Mewakili warga, Olen menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada sukarelawan Ganjar Milenial Center. 

"Perasaan masyarakat di sini kami berterima kasih sekali. Bagi kami bermanfaat sekali. InshaAllah kami mendukung Pak Ganjar," kata Olen. 

Menurut Olen, krisis air yang terjadi di Desa Towale makin diperparah dengan kondisi kemarau yang sedang melanda. 

Warga terpaksa merogoh kocek lebih dalam untuk memperoleh air demi mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk mandi, cuci, dan memasak. 

Sebelumnya, seperti dinukil dari Antara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan, mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi potensi kemarau panjang di daerah itu.

BMKG Makassar pun telah menjelaskan bahwa secara umum wilayah Sulsel diprakirakan memasuki musim hujan pada November - Desember 2023, dengan puncak musim hujan pada Bulan Januari dan April 2024.

Laporan BMKG, pada Bulan Oktober 2023 ini, curah hujan diprakirakan antara 0 - 400 mm. Daerah dengan intensitas curah hujan sangat tinggi terjadi di wilayah Luwu Utara dan sebagian kecil Pangkep. 

Meski secara umum kemarau panjang akan berlangsung lebih lama lagi, hingga pekan kedua November 2023, namun diimbau agar masyarakat tidak panik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement