REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan alasan pihaknya hanya menerjunkan satu unit helikopter water bombing untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Lawu. Itu tak lain karena adanya sejumlah provinsi prioritas di Indonesia yang juga mengalami Karhutla, sementara jumlah helikopter water bombing yang dimiliki hanya 22 unit.
"Ada beberapa provinsi prioritas yang sekarang juga sedang mengalami kebakaran hutan dan lahan. Sementara heli yang ada di Indonesia itu hanya 22 (unit)" kata Suharyanto di Surabaya, Senin (9/10/2023).
Suharyanto menjelaskan, provinsi prioritas lain bahkan mengalami karhutla dengan cakupan yang lebih luas. Apalagi provinsi-provinsi yang memiliki lahan gambut, di mana luas karhutla bisa mencapai ratusan hektare. Maka dari itu, bantuan helikopter water bombing yang diterjunkan ke Gunung Lawu hanya satu unit.
"Yang harus dihadapi (provinsi) yang besar-besar (area karhutlanya) karena ada lahan gambut ada Sumatra Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Itu kebakarannya puluhan hektare bahkan ratusan hektare," ujarnya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto memastikan, satu unit helikopter water bombing yang diterjunkam BNPB, setiap hari selalu beroperasi melakukan pemadaman di area kebakaran Gunung Lawu. Walaupun terkadang upaya pemadaman menggunakan helikopter water bombing mengalami hambatan akibat tebalnya kabut asap dan kondisi angin di lapangan.
"Heli setiap hari beroperasi, melihat kondisi cuaca. Kalau seumpama di Karanganyar tidak bisa ditembus, maka geser ke Magetan. Kalau dua-duanya tidak bisa, maka geser ke Ngawi," kata Gatot.