REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas capres Prabowo Subianto menunjukkan tren positif menjelang Pilpres 2024. Hal itu disinyalir berbagai kalangan sebagai buah kedekatannya dengan para kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang ada di Indonesia, khususnya Jawa Timur (Jatim).
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab menilai, Prabowo merupakan sosok capres yang memiliki kedekatan dengan para kiai NU di Jatim. Kedekatan itu membuat peluang Prabowo meraih suara mayoritas di Jatim kian menguat. "Dari dulu Prabowo memang lekat dan dekat dengan para kiai NU," kata Fadhli dalam keterangannya di Jakarta dikutip Senin (9/10/2023).
Kedekatan Prabowo dengan para kiai dan juga ulama NU di Jatim memang tidak bisa terbantahkan. Di berbagai kesempatan, Prabowo kerap mendampingi dan bertemu dengan tokoh besar NU, salah satunya adalah Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.
Kedekatan Prabowo dan Habib Luthfi belakangan ini memang kerap menunjukan sinyal positif. Hal itu ditunjukkan saat Prabowo dan Habib Luthfi bersinergi menyukseskan gelaran Sufi Internasional yang diadakan di Pekalongan, Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu.
Adanya kedekatan Prabowo dengan berbagai macam lapisan masyarakat termasuk kalangan kiai dan ulama NU membuat elektabilitasnya semakin kuat menghadapi Pilpres 2024. Hasil survei Poltracking Indonesia periode 3-9 September 2023, menempatkan Prabowo di posisi teratas mengalahkan capres PDIP Ganjar Pranowo dan capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan.
Dalam simulasi tiga nama, Prabowo berada di urutan pertama dengan total dukungan mencapai 38,9 persen. Diikuti Ganjar dengan raihan 37,0 persen dan Anies di urutan ketiga 19,9 persen.
Tak hanya dalam simulasi tiga nama capres, Prabowo juga semakin kuat jika Pilpres 2024 berlangsung dalam dua putaran. Dalam skema dua putaran, Prabowo berhasil mengandaskan Anies dan Ganjar.
Simulasinya, Prabowo meraih dukungan 46,1 persen dan Ganjar 39,8 persen. Keunggulan semakin besar kala Prabowo melawan Anies dengan torehan 51,2 persen berbanding 28,3 persen.
Melihat hal tersebut, Fadhli mengungkapkan, bila tak heran adanya kedekatan dengan para kiai dan ulama NU menjadi sebuah keuntungan yang signifikan bagi Prabowo. "Saat ini semua bacalon dan tim suksesnya, tentu membutuhkan banyak dukungan dari siapa pun termasuk para kiai dan ulama," ujar Fadhli.