Sabtu 07 Oct 2023 01:05 WIB

Gizi Buruk dan Stunting Harus Jadi Program Prioritas Berkelanjutan Daerah  

Percepatan penanganan stunting dioptimalkan agar target penurunan 14 persen tercapai.

Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Dok BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta agar pengentasan masalah gizi buruk dan penanganan stunting menjadi program prioritas berkelanjutan bagi pemimpin di pusat maupun di daerah. Hal ini ditekankan Wapres, sekaligus untuk memastikan pergantian kepemimpinan di pusat dan di daerah tetap mengakomodasi percepatan penurunan stunting.

Sebab, pelajaran dari pelaksanaan program empat tahun terakhir menunjukkan komitmen politik para pemimpin di pusat dan di daerah sangat berperan pada penurunan stunting.

Baca Juga

"Komitmen politik yang kuat insya Allah akan semakin mendekatkan kita pada pencapaian target untuk menghilangkan segala bentuk masalah gizi, termasuk stunting, dari bumi Indonesia pada tahun 2030, sebagaimana target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujar Kiai Ma'ruf saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional stunting di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Menurutnya, komitmen politik pemimpin akan memastikan adanya mobilisasi sumber daya yang diperlukan, juga mendorong perbaikan koordinasi di lapangan dan implementasi pelaksanaan program agar lebih tepat sasaran.

Di hadapan para kepala daerah, Wapres pun meminta untuk terus mengawal dan memastikan pelaksanaan program penurunan stunting menjadi prioritas

“Saya minta kepada saudara-saudara pejabat Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, serta seluruh organisasi perangkat daerah, untuk betul-betul mengawal pelaksanaan program tahun depan, sekaligus memastikan penurunan stunting tetap menjadi program prioritas pada saat transisi pemerintahan,” ujarnya.

Meski tren stunting menunjukkan penurunan signifikan, yakni dari 30,8 persen tahun 2018 hingga 21,6 persen di tahun 2022, Kiai Ma'ruf berpesan agar seluruh pihak tidak berpuas diri. Sebab, untuk mencapai target 14 persen, maka penurunan stunting di 2023 setidaknya sebesar 3,8 persen dan pada 2024 sebesar 3,8 persen.

"Kalau tidak, berarti kita gagal mencapai target itu. Tapi kalau menurut Kepala BKKBN bahwa kita yakin insyaallah akan bisa mencapainya. Amin, 14 persen. Yakin dulu, yang penting yakin dulu," ujar Kiai Ma'ruf.

Ia mengingatkan percepatan penanganan stunting terus dioptimalkan agar target penurunan 14 persen tercapai pada 2024. Kiai Ma'ruf mengatakan, waktu tersisa untuk mengejar penurunan kurang dari setahun dan selama itu dihadapkan pada tahun-tahun politik mulai dari Pemilihan Presiden 2024 hingga Pilkada 2024.

"Jadi tahun politik, Pemilu, pergantian kepemimpinan, stunting harus jalan, itu saya kira prinsipnya itu," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement