Jumat 06 Oct 2023 20:15 WIB

Psikolog Ungkap Sebelum Bunuh Diri, Ibu dan Anak di Cinere Alami Paranoid dan Skizoid

Aksi bunuh diri keduanya diduga kuat diinisiasi oleh David.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus raharjo
Dua jasad membusuk dan hanya menyisakan kerangka ditemukan di sebuah perumahan di Kecamatan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023).
Foto: republika
Dua jasad membusuk dan hanya menyisakan kerangka ditemukan di sebuah perumahan di Kecamatan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menyimpulkan kedua jasad ibu dan anak Grace Arijani Harahapan (64 tahun) dan David Ariyanto Wibowo (38) meninggal bunuh diri di rumah di Perumahan Bukit Cinere Indah, Depok, Jawa Barat. Semasa hidupnya, kedua korban memiliki kepribadian yang cenderung tertutup dan tidak percaya orang lain atau paranoid.

"Kami menemukan seseorang (Grace) yang memiliki kepribadian paranoid. Bahkan ada kecenderungan memiliki ide delusional, ada kondisi depresi, dia menarik diri, kurang merawat diri itu pada ibu," ujar Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR), Nathanael EJ Sumampouw, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (6/10/2023).

Baca Juga

Sementara untuk David, kata Nathanael, pihaknya menemukan yang bersangkutan memiliki karakteristik ciri kepribadian yang skizoid. Adanya frustrasi yang sampai mengarah ke depresi, pemikiran yang bizarre atau aneh, ketidakmampuan pribadi dan rasa bersalah serta ketidakberdayaan. Bahkan, aksi bunuh diri keduanya, diduga kuat diinisiasi oleh David.

"Ada indikasi yang skizoid, indikatornya tertutup, kesepian, pasif dalam mengarahkan diri dalam lingkungannya, dan yang bersangkutan juga menyadari ada masalah mental, adanya indikasi terkait bunuh diri pada saudara ini," tegas Nathanael.

Selain itu David juga lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya. Karena itu yang bersangkutan diduga sebagai orang yang pasif. Hal itu sesuai dengan temuan dari catatan yang ditulis oleh David pada file "To You Whomever". Dalam catatan itu, dia menjelaskan penyebab dari perilaku mengakhiri hidup yang dilakukannya.

Dengan kepribadian itu dia tidak berbaur dengan masyarakat setempat. "Lebih banyak menghabiskan waktu di dunia digitalnya, di laptopnya, kita temukan juga situ yang diakses, apa lagu-lagu yang didengar, apa film-film yang dilihatnya," terang Nathanael.

Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bersama instansi terkait telah merampungkan hasil penyelidikan kasus penemuan dua jenazah ibu dan anak bernama  Grace Arijani Harahapan (64 tahun) dan David Ariyanto Wibowo (38) dalam kondisi membusuk. Hasil dari penyelidikan, tidak ditemukan peristiwa pidana dalam kasus ini. Sehingga disimpulkan keduanya meninggal dunia karena bunuh diri.

“Kami simpulkan bahwa terhadap peristiwa yang terjadi di Cinere ini, bukan merupakan peristiwa pidana. Sehingga disimpulkan juga di sini bahwa mereka melakukan bunuh diri,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.

Menurut Hengki, kedua korban melakukan bunuh diri dengan cara mengurung diri di ruangan kamar mandi/toilet dengan luas 1,8 x 1 meter dan tinggi 2,3 meter. Kemudian seluruh ventilasi di ruangan sempit tersebut telah ditutup oleh korban David. Hal itu diketahui dari jejak-jejak DNA yang ditemukan. Ditambah di dalam ruangan itu juga ditemukan bekas pembakaran dupa.

Hengki menambahkan, hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan metode scientific crime investigation terdapat dugaan kuat bahwa adanya niat dari dan David untuk mengakhiri hidupnya sejak tahun 2017. Hal ini diperkuat dengan temuan barang bukti berupa catatan di laptop yang diduga kuat ditulis oleh David.

Dalam catatan berbahasa Inggris tersebut, David menyampaikan bahwa jika ada yang membaca catatan ini, maka dirinya sudah mati bersama ibunya. "Terdapat dugaan kuat bahwa adanya niat dari Saudari Grace dan Saudara David Arianto Wibowo untuk mengakhiri hidupnya sejak tahun 2017," terang Hengki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement