Sabtu 07 Oct 2023 05:15 WIB

Pulau Curiak di Kalsel Jadi Surga Berang-Berang

Perilaku berang-berang di alam liar bisa menarik wisatawan

Berang berang
Foto: pixabay
Berang berang

REPUBLIKA.CO.ID, MARABAHAN -- Pulau Curiak di Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang dikelola oleh Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Foundation sebagai Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah, menjadi surga habitat berang berang.

"Berdasarkan pengamatan selama ini, terdapat dua spesies berang berang di kawasan Pulau Curiak yaitu Lutra Cinerea atau Aonyx Cinereus dan Lutra Sumatrana dari 13 spesies yang ada di dunia," kata Pendiri dan Pengelola Stasiun Riset Bekantan, Amalia Rezeki, di Marabahan, Kalsel, Jumat (6/10/2023).

Di bidang pariwisata minat khusus yang kini dikembangkan SBI adalah perilaku berang berang di alam liar yang bisa menjadi atraksi menarik bagi wisatawan, selain kehidupan bekantan di Pulau Curiak.

Berang berang merupakan mamalia semi akuatik dengan penampilan lucu yang berperan penting dalam ekosistem lahan basah dengan perannya sebagai salah satu predator puncak.

Oleh karena itu Tim SBI kerap melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat nelayan setempat untuk tidak memburu atau membunuh berang-berang, yang terlanjur dianggap hama karena sering memakan ikan di jala yang dipasang nelayan. Bahkan menyerang kolam ikan warga.

“Sebagai satwa yang dilindungi oleh peraturan dan perundangan di Indonesia, kami merasa perlu untuk turut aktif menjaga dan melestarikan berang berang yang merupakan satwa penting bagi ekosistem lahan basah," ujar Amalia Rezeki yang merupakan Doktor Konservasi Bekantan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Sementara praktisi konservasi satwa liar, Ferry F. Hoesain,  juga sangat tertarik dengan upaya pelestarian berang berang. Menurutnya, berang-berang memiliki peran sangat penting dalam siklus ekosistem di lahan basah.

Sebagai mamalia karnivora sekaligus hewan semi akuatik, berang-berang berperan besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem sehingga dijadikan indikator tingkat kelestarian lingkungan di alam.

Ferry pun mendorong perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan berang berang di kawasan Pulau Curiak.

"Mari kita selamatkan ekosistem berang berang, karena keberadaannya di alam liar terancam akibat ulah manusia, disebabkan oleh perburuan liar untuk dijadikan hewan peliharaan dan terdegradasinya habitat yang beralih fungsi," jelasnya.

Berdasarkan data dari International Union for Conservartion of Nature (IUCN) Red List menunjukkan bahwa rentang status spesies berang berang mulai dari vulnerable, near threatened, hingga endangered, seperti jenis Lutra sumatrana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement